Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris: Masifnya Serangan Taliban Tanda Kegagalan Komunitas Internasional

Kompas.com - 17/08/2021, 12:24 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Pasukan Inggris dan NATO tidak akan kembali ke Afghanistan untuk memerangi Taliban.

Ini ditegaskan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, setelah Taliban menguasai Kabul, menyusul serangan nasional yang masif.

Wallace mengatakan kepada Sky News pada Senin (16/8/2021) bahwa, "tidak ada rencana bahwa kami akan kembali".

Baca juga: Siapa Taliban dan Mengapa Ingin Menguasai Afghanistan?

Laporan pertumpahan darah di ibu kota Afghanistan, jadi alasannya.

Hal itu dikhawatirkan bisa memicu meningkatnya krisis kemanusiaan.

“Saya mengakui bahwa Taliban mengendalikan negara itu,” kata Wallace.

Pengambilalihan cepat kelompok itu, juga disebutnya sebagai "kegagalan komunitas internasional".

Wallace kemudian mengatakan kepada BBC, bahwa intervensi selama 20 tahun yang dipimpin oleh AS, sebagai pekerjaan yang baru setengah selesai.

“Kita semua tahu bahwa Afghanistan belum selesai. Ini adalah masalah yang belum selesai bagi dunia dan dunia perlu membantunya,” katanya.

Baca juga: VIDEO: Taliban Nge-gym di Istana Presiden Afghanistan yang Ditinggal Penghuninya

Wallace menunjuk pada penggulingan Taliban dari kekuasaan setelah serangan 11 September 2001 dan kematian pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden.

Dia menyebut itu sebagai bukti bahwa "setengah misi sudah sepenuhnya berhasil".

Tetapi, dia memperingatkan ancaman yang akan datang terhadap keamanan global, karena kelompok itu bangkit kembali.

Wallace sebelumnya menuduh mantan Presiden AS Donald Trump telah menengahi “kesepakatan busuk” dengan Taliban.

Hal ini memungkinkan mereka kembali, dengan latar belakang penarikan pasukan asing yang dinilai tergesa-gesa.

Baca juga: Inggris Tidak Berencana untuk Kembali Berperang Lawan Taliban di Afghanistan

“Saya khawatir ketika Anda berurusan dengan negara seperti Afghanistan, yang memiliki sejarah 1.000 tahun dan perang saudara, Anda mengelola masalahnya dan Anda mungkin harus mengelolanya selama 100 tahun,” kata Wallace.

"Ini bukan sesuatu yang Anda hanya bisa masuk, keluar dan mengharapkan sesuatu untuk diperbaiki," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com