Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaum Muda China Muak Mengejar Sukses dan Memilih Rebahan akibat Persaingan Ketat sejak Lahir

Kompas.com - 15/06/2021, 18:10 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Di China, perburuan kesuksesan dimulai hanya beberapa menit setelah lahir - dari mulai mengejar sekolah favorit sampai ke pekerjaan bergengsi. Tapi sekarang, jutaan orang di sana ingin melepaskan diri dari lingkaran tersebut.

Dua kata menggambarkan perasaan frustasi generasi muda di sana, "involusi" dan "rebahan."

Saat Sun Ke lulus dari universitas pada 2017, dia bertolak ke Shanghai untuk mengejar impian yang dimiliki oleh kebanyakan orang pada generasinya - karier yang bagus, mobil, mungkin bahkan sebuah rumah.

Baca juga: Rebahan Doang, tapi Kok Badan Malah Jadi Pegal-pegal?

Pria 27 tahun itu, tidak menyangka ternyata impian itu sulit diraih.

Pada generasi sebelumnya, orang tua Sun Ke berhasil memulai usaha sendiri, dan sekarang memiliki sejumlah properti di kampung halamannya, di sebuah kota kecil dekat Shanghai.

Namun, ketika dia mulai membuka bisnis restoran pada 2018, Sun Ke segera menyadari bahwa waralaba besar dan platform antar barang telah menguasai pasar. Dia terlambat untuk dapat bersaing.

"Untuk bersaing dengan yang lain dalam aplikasi pengiriman, rekan bisnis saya, dan saya harus merogoh kocek pribadi untuk membebaskan biaya pengiriman dan memberikan diskon kepada pelanggan. Dan, yang sebenarnya paling untung tetap waralaba besar."

Setelah dua tahun, dia kehilangan modal lebih dari 1 juta yuan atau setara Rp 2,2 miliar. Akhir tahun lalu, ia akhirnya menutup bisnis makanan tersebut untuk selamanya.

China adalah rumah bagi 600 juta orang yang punya pendapatan bulanan Rp 2,1 juta.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA China adalah rumah bagi 600 juta orang yang punya pendapatan bulanan Rp 2,1 juta.
Dia mengatakan, pengalamannya menjadi bagian dari "involusi" yang terjadi di China dewasa ini.

Generasi yang terlibat

Dalam istilah antropologi, "involusi" atau "neijuan" dalam bahasa China - secara harfiah diartikan sebagai keriting - mengacu pada sebuah konsep sosial di mana pertumbuhan populasi tidak menghasilkan produktivitas atau mengembangkan inovasi.

Dewasa ini, istilah ini digunakan secara luas untuk mengungkapkan perasaan kelelahan.

Istilah ini dimulai dari kampus paling elit di negara itu, saat foto-foto mahasiswa yang bekerja keras sangat ekstrem menjadi viral di internet tahun lalu.

Dalam satu foto, seorang mahasiswa dari Universitas Tsinghua mengoperasikan laptop sambil mengendarai sepeda.

Para mahasiswa menobatkannya sebagai "Raja Involusi Tsinghua", dan gagasan mengenai involusi mulai terkenal di seluruh generasi muda China, terutama di kalangan milenial yang lahir setelah 1990an, dan Generasi Z.

Dalam media sosial Weibo, tagar yang terkait dengan involusi telah dilihat lebih dari 1 miliar kali. Kata ini juga masuk ke dalam bagan popular dari 10 kata kunci teratas di China tahun kemarin.

Baca juga: Untuk Kaum Rebahan, Berikut 8 Tanda Kamu Tak Cukup Banyak Bergerak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com