Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Ramalan Sultan Hamengku Buwono I tentang Kapan Negara Akan Sejahtera

Kompas.com - 12/02/2021, 13:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JUMAT, 22 Januari 2021 lalu saya diajak beberapa teman, antara lain seorang fortune teller (ahli nujum dari Pekanbaru) Acai Ferianto, Sucipto (pengusaha dan penulis), Azisoko Dimas Harmoko (penulis) dan seterusnya, mengunjungi makam para raja-raja Mataram di Kota Gede, Yogyakarta.

Selama tiga tahun terakhir ini, saya sudah dua kali datang ke makam para raja Mataram di Yogyakarta tersebut. Namun pada 7 Februari 2019 lalu, saya juga datang ke Imogiri selain ke Kota Gede.

Waku itu, 7 Frebuari 2019, saya mengunjungi antara lain makam Sultan Agung, Sultan Hamengku Buwono I dan Hamengku Buwono IX. Dengan HB IX saya punya kenangan tersendiri.

Pada 1985, saya jumpa Sultan Hamengku Buwono (HB ) IX di sebuah ruang di sebuah rumahsakit di kawasan Rawamangun, Jakarta. Ketika itu saya dan Wakil Presiden RI 1973 - 1978 itu sedang menjenguk pelukis S Sudjojono yang sedang sakit. HB IX dan Sudjono kini telah almarhum.

Sore itu Pak Jon (sapaan akrab Sudjojono) yang duduk bersila di tempat tidur dan HB IX, duduk di kursi, sedang berbincang-bincang. Saya mendengarkan kedua tokoh ini kadang-kadang menggunakan bahasa Jawa halus, Bahasa Indonesia dan Belanda.

Sekali-sekali HB IX memandang saya sambil senyum. Beliau tahu saya wartawan. Nampaknya beliau ingin menyampaikan sesuatu pada saya, tapi terpotong dengan pembicaraannya dengan Pak Jon.

Saat itu saya juga ingin menyampaikan sesuatu pada beliau (HB IX), tapi keinginan saya tidak kesampaian sampai saat ini.

Ketika itu sebenarnya saya ingin bertanya tentang sosok Nyai Rara Kidul yang pernah menampakan diri pada beliau (Buku Takhta Untuk Rakyat - Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX halaman 106-107 terbitan pertama April 1982 ).

“Saya menyebut Eyang Rara Kidul saja. Dan saya pernah mendapat kesempatan melihatnya setelah menjalani ketentuan yang berlaku, seperti berpuasa selama beberapa hari dan sebagianya,” demikian kata Ngarso Dalem (HB) IX di bawa artikel sub judul Yang Irasional, yang Berbau Mistik (Bab 13).

“Pada waktu bulan naik, Eyang Rara Kidul akan nampak sebagai gadis yang amat cantik. Sebaliknya, apabila bulan menurun, ia tampak wanita yang makin tua,” lanjut HB IX dalam buku terbitan Gramedia itu.

Mistis, percaya atau tidak, terserah

Dalam artikel yang ditulis sebagai hasil wawancara ini, HB IX juga melukiskan berbagai hal mistis seperti sosok Sultan Agung (Sultan Mataram ke-4, memerintah 1613-1645). Bukan hal itu saja.

“Banyak sekali, Kalau saya ceritakan, satu malam suntuk pun tak akan habis. Soal percaya atau tidak, itu terserah kepada masing-masing saja,” ujar HB IX ketika itu.

Salah satu kisah yang menarik bagi saya ialah hal yang berkaitan dengan pemberian nama kepada Sultan Hamengku Bawono X yang sekarang juga menjadi gubernur daerah istimewa Yogyakarta.

Pada masa pemerintahan Hamengku Buwono I (pendiri kesultanan Yogyakarta, memerintah 1755-1792), telah dibuat lima figur wayang kulit yang kemudian menjadi pusaka keraton.

“Ada di antaranya yang benar-benar merupakan hasil Hamengku Buwono I sendiri, sangat halus dan indah,” demikian kata Sultan HB IX dalam buku itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com