TOKYO, KOMPAS.com - Badai salju efek laut yang langka terjadi di Jepang beberapa minggu terakhir. Peristiwa alam ini menimbulkan badai salju yang mendatangkan malapetaka di seluruh “Negeri Sakura” hingga menimbulkan sejumlah korban.
Beberapa bagian Jepang, seperti di wilayah barat, terpaksa menghentikan aktivitas warganya karena menghadapi badai salju yang hebat dan tiada henti.
Badai salju yang melanda Jepang diketahui tiga kali lebih tinggi dari rata-rata nasional sepanjang tahun ini.
Melansir Express pada Senin (18/1/2021), pengamatan cuaca WX Charts dalam unggahannya di Twitter mengatakan: “ Salju tanpa henti di Jepang berkat fenomena salju efek laut, mirip dengan salju efek danau di AS.”
“Udara dingin dari Asia Timur yang mengalir di atas Laut Jepang telah menyebabkan hujan salju yang sangat lebat di Jepang bagian barat, dan belum mencapai puncaknya saat ini.”
Relentless snow in Japan thanks to a phenomena of sea-effect snow, similar to lake-effect snow in the US.
Frigid air from East Asia flowing over the Sea of Japan has led to very heavy snowfall for western Japan, and the snow isn't reigning in just yet... pic.twitter.com/r91g3uzmz9
— wxcharts - a MetDesk Company (@wxcharts) January 17, 2021
Badai telah mengamuk sejak awal Desember, tetapi memburuk pada Kamis (7/1/2021). Jumlah salju yang terbentang di daratan Jepang mencapai rekor hari itu.
Hanya dalam tiga jam, sebagian wilayah Hokuriku mencatat setidaknya 15 cm salju. Selama periode waktu yang sama, wilayah Takaoka dan Toyama menerima salju setinggi 59 cm, rekor tertinggi yang pernah ada di daerah tersebut.
Baca juga: Tabrakan Beruntun 134 Mobil di Tol Jepang, Angin Kencang 100 Km Per Jam dan Salju Lebat
Salju efek laut adalah kejadian umum di Jepang saat membahas cuaca. Meskipun hujan salju tahun ini memecahkan rekor, negara ini terbiasa dengan iklim.
Sepanjang musim dingin, angin dingin sering kali mulai bertiup dari barat laut Siberia, membawa serta udara dingin dan kering ke Laut Jepang yang hangat.
Secara khusus, arus Thushima yang mengalir melalui wilayah ini sangat terpengaruh dengan aliran udara itu. Udara dingin yang terkena hawa panas dan lembab, menciptakan perubahan udara yang tidak stabil.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan