Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Usulkan Kucurkan Dana Rp 26.710 Triliun untuk Dongkrak Ekonomi AS

Kompas.com - 15/01/2021, 07:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden terpilih AS Joe Biden menyatakan, pemerintahannya bakal mengucurkan dana 1,9 triliun dollar AS (Rp 26.710 triliun) untuk mendongkrak ekonomi.

Dengan Demokrat kini menguasai Senat dan DPR AS, paket kebijakan masif ketiga di tengah Covid-19 ini diprediksi bakal mulus diloloskan.

Dinamakan American Rescue Plan, sumber di pemerintahannya menuturkan tujuan paket itu adalah merevitalisasi ekonomi AS.

Baca juga: Trump Teken Stimulus Covid-19, Rakyat AS Dapat BLT Rp 8,4 Juta

Proposal Biden di antaranya bakal menaikkan upah minimum nasional sebesar 15 dollar AS (Rp 210.848) per jam.

Kemudian membantu pemerintah pusat maupun regional yang mengalami kesulitan dana, membuka sekolah secara aman.

Lalu menggelar vaksinasi Covid-19 secara masif, dan meningkatkan paket stimulus yang disetujui Kongres Desember lalu.

Berdasarkan dokumen yang dipersiapkan, pemerintahan Biden berpacu dengan waktu dengan pandemi yang semakin memburuk.

"Tanpa kehadiran pemerintah, krisis kesehatan publik dan ekonomi bakal semakin memburuk bulan-bulan ke depan," ulas dokumen tersebut.

Proposal itu memeringatkan sekolah tidak bisa dibuka dan program vaksinasi terancam molor jika paket kebijakan tak diloloskan.

Baca juga: Sentimen Stimulus Fiskal AS Dorong Rupiah Menguat

Salah satu pimpinan Senat Chuck Schumer, dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi mendukung langkah itu, dan berjanji memperjuangkannya.

"Kami akan bekerja agar visi presiden terpilih Biden bisa lolos di semua majelis, dan ditandatngani," ujar mereka dalam pernyataan gabungan.

Namun menurut sumber Biden, ini baru langkah pertama. Rencananya dia akan menyampaikan paket pemulihan kedua begitu dilantik.

Mereka harus cepat karena dilansir AFP Kamis (14/1/2021), terdapat kenaikan dalam angka pengangguran pada awal tahun ini.

Pemerintah mencatatkan jumlah orang yang mengisi laporan tidak bekerja sudah mencapai hampir sejuta pada pekan pertama 2021.

Jumlah itu adalah yang tertinggi sejak Agustus. Sementara data resmi pekan lalu menunjukkan banyaknya pekerjaan yang hilang sepanjang Desember.

Baca juga: Dapat Stimulus, Maskapai AS Bakal Pekerjakan Kembali Pegawai yang Dirumahkan

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com