Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Penghuni Panti Jompo Meninggal 5 Hari Setelah Divaksin Covid-19 Gemparkan Swiss

Kompas.com - 01/01/2021, 08:03 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

ZURICH, KOMPAS.com - Publik Swiss digemparkan oleh kabar bahwa ada penghuni salah satu panti jompo di Swiss yang meninggal lima hari setelah mendapat suntikan vaksin Covid-19.

Adalah panti jompo yang berada di Desa Ebikon, Lucerne, Swiss Tengah, yang membuat kegemparan itu. Salah satu penghuninya, sebut saja Alfred, 91 tahun, dikabarkan meninggal setelah mengalami sakit perut dan tekanan darah melemah.

Perawat panti jompo itu pun mengirim e-mail ke dokter yang menangani pasien itu. Ketika dokter itu akan menelepon panti jompo, ternyata sudah terlambat. "Sudah keburu meninggal,“ tulis dokter tersebut.

Baca juga: Kuasai Vaksin dan Air, Pria ini Jadi Orang Terkaya Terbaru di Asia

Uniknya, kabar kematian tersebut, jatuh terlebih dahulu ke kalangan anti-vaksinasi Covid 19. Swissmedic, lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan vaksinasi, menerima kabar tersebut agak tertunda.

Adalah Daniel Stricker, penggalang referendum anti-vaksinasi Covid 19, yang berkicau di di twitternya. "Ada sebuah infomasi dari dokter yang tak ingin disebutkan namanya,“ tulis Daniel.

Per 24 Desember 2020, tulis Daniel, ada vaksinasi Covid-19 di bagian demensia panti jompo di Lucerne. Dua hari kemudian, salah satu penghuni yang divaksin, mengeluh sakit perut dan nyeri di saluran kemihnya. Tekanan darahnya merendah, sementara denyut nadinya meninggi.

Dokter tersebut datang dan memeriksanya. "Semuanya baik baik saja. Pasien juga tenang,“ tulisnya. Namun per 29 Desember, kondisi pasien memburuk lagi.

Perawat panti jompo tersebut pun mengirim e-mail ke dokter. "Saat dokter tersebut meneleponnya, pasien sudah meninggal,“ tulis Daniel.

Dokter tersebut bukannya melaporkan kabar itu langsung ke Swissmedic, tetapi malah menyebarkannya ke kalangan anti-vaksinasi. Salah satunya Daniel Stricker.

Baca juga: Sah! China Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Sinopharm Covid-19

Swissmedic sendiri membantah kematian pasien tersebut akibat vaksin Covid-19. "Komplikasi karena vaksinisasi covid 19, sangat sangat kecil kemungkinannya,“ tulis Swissmedic dalam keterangan persnya. Pasien tersebut meninggal, imbuh Swissmedic, karena penyakit kronis sebelumnya.

Meninggal karena vaksinasi atau tidak, hingga kini masih menjadi perdebatan di Swiss. Yang pasti, golongan yang diutamakan untuk mendapatkan vaksinisasi, yakni penghuni panti jompo dan perawatnya, mulai ragu ragu ikut vaksinasi.

Baca juga: Menkes Belum bisa Pastikan Vaksin Covid-19 untuk Lansia, Apa Alasannya?

Dalam pantauan Kompas.com di dua panti jompo di Lucerne, dari 50-an perawat, tidak lebih dari 10 orang yang mendaftar untuk vaksinasi Covid-19. Biasanya, jika ada program vaksinasi, sedikitnya 40 persen perawat akan mengikutinya.

Swiss melakukan vaksinasi Covid-19 sejak 23 Desember lalu. Prioritas utama adalah penghuni panti jompo, yang menjadi kalangan risiko tertinggi dari serangan wabah Covid-19. Selanjutnya adalah kalangan perawat.

Swiss melakukan buka tutup terhadap kunjungan ke panti jompo. Sejak merebaknya wabah virus corona gelombang kedua ini, beberapa panti jompo kembali menutup pintu bagi pengunjung. Beberapa diantaranya menerapkan protokol ketat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com