Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Ini Menangkan Hukum Lawan 3 Tentara Myanmar Pemerkosanya

Kompas.com - 18/12/2020, 17:42 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

BURMA, KOMPAS.com - Thein Nu, wanita yang diperkosa ramai-ramai oleh tentara Myanmar dan berbulan-bulan berjuang melawan mereka di pengadilan, akhirnya mendapatkan keadilan hukum yang langka.

Tiga tentara yang memperkosa Thein mendapatkan hukuman penjara 20 tahun dengan kerja paksa.

Melansir AFP pada Jumat (18/12/2020), itu adalah keputusan hukum yang dia harapkan akan memberikan keberanian kepada para penyintas pemerkosaan lainnya keberanian untuk angkat suara dan menantang impunitas militer.

Ibu 4 anak berusia 36 tahun itu telah dengan berani mengajukan gugatan hukum kepada para pelaku pemerkosaannya, yang artinya ia melawan anggota dari institusi paling kuat di negara itu.

Kelompok hak asasi manusia Myanmar telah lama menuduh para tentara menggunakan aksi pemerkosaan sebagai senjata perang di zona konflik negara itu.

Baca juga: Pemilu Myanmar, Partai Suu Kyi Resmi Menang Telak di Atas 50 Persen

Kejahatan itu dilakukan pada Juni di negara bagian Rakhine utara, tempat pertempuran hampir 2 tahun antara militer dan Tentara Arakan, yang memperjuangkan lebih banyak otonomi bagi populasi etnis Rakhine.

"Banyak wanita seperti saya telah mengalami hal yang sama(pemerkosaan)," kata Thein Nu, nama samaran untuk melindungi identitasnya, mengatakan kepada AFP.

"Jika saya tidak mengungkapkan ini (pemerkosaan), itu bisa menyebabkan lebih banyak lagi di Rakhine (disalahgunakan)," tambahnya.

Kemenangannya datang setelah bantahan awal dari militer, yang mengatakan bahwa dia mengada-ada.

Belum lagi dia juga harus menghadapi stigma sosial yang meluas, termasuk dari suaminya yang menolak untuk berbicara dengannya.

"Saya senang dan sedih," katanya, masih tidak percaya bahwa pengadilan militer memutuskan untuk membelanya.

"Saya tidak sepenuhnya percaya putusan ini akan menghentikan pemerkosaan dan pelecehan terhadap perempuan di daerah konflik, karena mereka (militer) adalah orang-orang bermuka dua yang tidak bisa diandalkan," ujarnya.

Baca juga: Pemilu Myanmar: Partai NLD yang Dipimpin Aung San Suu Kyi Klaim Kemenangan

Terlalu dini

Dalam pengakuan kesalahan yang jarang terjadi, militer pada Sabtu (12/12/2020), mengumumkan putusan dan hukuman terhadap tiga pemerkosa itu, dengan melakukan penyelidikan "transparan" atas kasus tersebut.

Namun, para pengamat memperingatkan bahwa terlalu dini untuk menilai apakah kemenangan Thein Nu akan menjadi momen penting bagi angkatan bersenjata, yang memerintah Myanmar hingga 2011 dan masih memegang kendali atas banyak aspek kehidupan di negara itu.

Phil Robertson dari Human Rights Watch mengatakan belum jelas apakah tentara siap untuk menangani dugaan kekejaman yang dilakukan oleh jajarannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com