Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Lagi di Perancis, Pendeta Ortodox Ditembak di Kota Lyon

Kompas.com - 01/11/2020, 11:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,Sky News

LYON, KOMPAS.com - Serangan dilaporkan kembali terjadi di Perancis, di mana kali ini seorang pendeta Gereja Ortodox ditembak di kota Lyon.

Si pelaku sempat melarikan diri ketika polisi sampai di tempat kejadian. Penegak hukum kemudian mengumumkan penangkapan setelah mendapatkan ciri-cirinya dari saksi mata.

Motif serangan terhadap si pastor belum diketahui, di mana pihak berwajib "Negeri Anggur" membuka kemungkinan upaya pembunuhan.

Baca juga: Presiden Perancis Paham Muslim Marah dengan Kartun Nabi Muhammad

Insiden di Lyon ini terjadi tiga hari setelah serangan teror di Nice, di mana tiga orang tewas dibunuh di Basilika Notre-Dame.

Presiden Perancis Emmanuel Macron menyebut insiden di Nice "serangan teror dari ekstremis", dan menerjunkan ribuan pasukan tambahan untuk mengamankan situs publik.

Penegak hukum Perancis menyatakan, penembakan di Lyon terjadi pada Sabtu pukul 16.00 waktu setempat, seperti dilansir BBC (31/10/2020).

Si pendeta Gereja Ortodox, yang diidentifikasi bernama Nikolas Kakavelakis, ditembak tatkala sedang menutup rumah ibadahnya.

Si pelaku, disebut bersenjatakan shotgun laras pendek, kabur meninggalkan lokasi. Penegak hukum datang dan meminta warga menghindari lokasi kejadian.

Sementara berdasarkan laporan Sky News, senjata yang digunakan pelaku untuk menembak Kakavelakis adalah senapan untuk berburu.

Jaksa Lyon Nicolas Jacquet menerangkan, sosok yang mirip dengan ciri-ciri diberikan oleh saksi mata sudah berada dalam penahanan polisi.

Jacquet menjelaskan si terduga pelaku tidak membawa senjata ketika dia ditangkap, dengan aparat masih berusaha mengungkap identitasnya.

"Sampai saat ini, kami masih belum mengetahui motifnya seperti ini," jelas Wali Kota Gregory Doucet dalam jumpa pers dengan awak media.

Si pendeta disebutkan sedang berada dalam kondisi serius karena ditembak hingga dua kali di perut bagian bawah, jelas pihak berwajib.

Perdana Menteri Jean Castex kemudian menyatakan pemerintah bertekad bakal melindungi setiap warganya dalam menjalankan agama mereka.

Baca juga: Teman Selama 30 Tahun Ini Ceritakan soal Korban Serangan di Gereja Perancis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak Muda Tak Mau Jadi Petani, Jepang Terancam Kekurangan Makanan

Anak Muda Tak Mau Jadi Petani, Jepang Terancam Kekurangan Makanan

Internasional
AS Terkejut Melihat Video Warga Palestina Terluka Diikat di Jip Israel

AS Terkejut Melihat Video Warga Palestina Terluka Diikat di Jip Israel

Global
Fakta Julian Assange, Pembocor Data Tingkat Tinggi Paling Berbahaya

Fakta Julian Assange, Pembocor Data Tingkat Tinggi Paling Berbahaya

Global
Label Musik Gugat Pembuat Lagu AI Suno atas Pelanggaran Hak Cipta

Label Musik Gugat Pembuat Lagu AI Suno atas Pelanggaran Hak Cipta

Global
Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan 'Mama Afrika' (III)

Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan "Mama Afrika" (III)

Internasional
Gadis-gadis Afghanistan Tuduh Taliban Lakukan Kekerasan Seksual dalam Penangkapannya

Gadis-gadis Afghanistan Tuduh Taliban Lakukan Kekerasan Seksual dalam Penangkapannya

Global
Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Internasional
Ibu di Inggris Rela Bunuh Kedua Anaknya Gara-gara Hal Sepele Ini

Ibu di Inggris Rela Bunuh Kedua Anaknya Gara-gara Hal Sepele Ini

Global
Semalam, 350 Balon Sampah Korea Utara Dikirim ke Selatan

Semalam, 350 Balon Sampah Korea Utara Dikirim ke Selatan

Global
234 Monyet Howler di Meksiko Mati akibat Gelombang Panas

234 Monyet Howler di Meksiko Mati akibat Gelombang Panas

Global
Mantan Intelijen: Benjamin Netanyahu Justru Menghancurkan Israel

Mantan Intelijen: Benjamin Netanyahu Justru Menghancurkan Israel

Global
Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS: Nikaragua Jadi Tempat Transit (II)

Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS: Nikaragua Jadi Tempat Transit (II)

Internasional
Perancis-Yordania Desak Israel Cabut Pembatasan Bantuan ke Gaza

Perancis-Yordania Desak Israel Cabut Pembatasan Bantuan ke Gaza

Global
Rangkuman Hari Ke-852 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Ukraina Timur | Peringatan Rusia bagi AS

Rangkuman Hari Ke-852 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Ukraina Timur | Peringatan Rusia bagi AS

Global
Kesalahan di Sistem Tekanan Udara, Korean Air Terjun Bebas 15 Menit, 17 Orang Terluka

Kesalahan di Sistem Tekanan Udara, Korean Air Terjun Bebas 15 Menit, 17 Orang Terluka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com