Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Berbahan Kimia, Water Cannon Polisi Thailand Bikin Mata Perih

Kompas.com - 17/10/2020, 13:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Polisi Thailand menembakkan water cannon (meriam air) untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa pro-demokrasi di Bangkok, yang menuntut pembebasan para aktivis.

Sekitar 2.000 demonstran yang mengabaikan larangan kuota berkumpul lebih dari empat orang, berunjuk rasa dan mencaci-maki Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha di distrik pusat perbelanjaan utama Bangkok.

Sementara itu beberapa meter dari sana ratusan aktivis memblokir jalan dengan pembatas darurat, dan menyuruh polisi antihuru-hara untuk pergi.

Baca juga: Abaikan Aturan Berkumpul, Ribuan Demonstran Thailand Masih Penuhi Jalan

Polisi lalu menembakkan air dari water cannon untuk membubarkan massa, yang menggunakan payung untuk mengatasi semburan cairan berwarna biru tersebut.

Diberitakan Daily Mail, Jumat (16/10/2020), para demonstran mengklaim cairan itu dicampur dengan bahan kimia, karena menyebabkan iritasi mata.

"Generasi muda tidak akan lagi membela status quo," kata mahasiswa desain Pim (20) kepada AFP ketika para demonstran memperagakan salam tiga jari yang diadopsi dari novel dan film The Hunger Games.

"Yang miskin menjadi semakin miskin dan yang kaya menjadi semakin kaya. Kesenjangan ini makin besar," lanjutnya.

Baca juga: Dianggap Bahayakan Ratu, 2 Aktivis Thailand Ditangkap

Elite politik kerajaan kini terdesak oleh gerakan yang dipimpin anak-anak muda itu. Mereka menuntut pengunduran diri perdana menteri dan mendobrak tabu menuntut reformasi di kerajaan Thailand.

Sebelumnya pada Kamis (15/10/2020) Prayuth telah memberlakukan aturan darurat untuk melarang pertemuan lebih dari empat orang. Tetapi sekitar 10.000 pengunjuk rasa mengabaikannya dan berdemo sampai tengah malam.

Akan tetapi aktivis mengganti lokasi ke distrik pusat perbelanjaan Pathumwan.

Baca juga: Kenapa Demonstran Thailand Pakai Salam 3 Jari Hunger Games? Ini Ceritanya...

Melansir Associated Press dua demonstran bernama Ekachai Hongkangwan dan Paothong Bunkueanum ditahan pada Jumat (16/10/2020) yang dapat menghadapi hukuman penjara seumur hidup.

Dakwaan diberikan kepada 2 aktivis itu ketika mereka memimpin protes yang berlanjut untuk menuntut permintaan rakyat, di antaranya menuntut pemilihan perdana menteri baru, perubahan UU agar lebih demokratis, dan mereformasi monarki.

Ekachai adalah seorang aktivis veteran yang telah beberapa kali diserang secara fisik atas kritiknya terhadap militer.

Baca juga: Mengenal Hukum Lese-Majeste, Lindungi Raja Thailand dari Kritikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com