Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tangkap Dua Peretas Asal China yang Dicurigai Mencuri Data Vaksin Virus Corona

Kompas.com - 22/07/2020, 13:37 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengumumkan pada Selasa (21/7/2020) bahwa pihaknya menangkap dua orang peretas asal China yang dicurigai mencoba mencuri penelitian vaksin virus corona dari lembaga pemerintah dan perusahaan swasta.

Asisten Jaksa Agung, John Demers dalam konferensi persnya mengatakan kedua orang itu diduga bekerja sama dengan Kementerian Keamanan Negara China dan Departemen Keamanan Provinsi Guangdong untuk melakukan "operasi gangguan komputer secara global"

Berdasarkan laporan yang dilansir dari New York Post pada Selasa (21/7/2020) disebutkan 2 orang peretas tersebut adalah Li Xiaoyu (34 tahun) dan Dong Jiazhi (31 tahun).

Baca juga: Trump Mengonfirmasi AS Luncurkan Serangan Siber terhadap Rusia

Mereka menargetkan perangkat intelektual dan informasi bisnis rahasia yang dipegang oleh perusahaan yang menangani perawatan, pengujian, dan vaksin virus corona.

Selain itu, perusahaan farmasi dan pertahanan, pabrik teknologi tinggi, pembuat perangkat medis, perusahaan perangkat lunak permainan, dan perusahaan energi surya, adalah industri yang menjadi fokus kedua orang tersebut.

"Menurut dakwaan, aktivitas kejahatan siber sudah dimulai lebih dari 10 tahun yang lalu dan masih berlangsung hingga dakwaan ini diberikan," kata Demers.

Baca juga: Serangan Siber ke Situs Pemerintah Australia, China Dituduh Sebagai Dalangnya

Selama itu para peretas telah mencuri sekian terabyte data dari ratusan target, sehingga hal itu menjadi ancaman besar untuk AS dan jaringan asing lainnya.

Kedua peretas itu juga dituduh telah mencoba mengakses akun organisasi non-pemerintah, pembangkang, pemuka agama, dan aktivis hak asasi manusia di AS, China dan Hong Kong.

Li dan Dong diketahui fokus pada perusahaan teknologi tinggi di AS, Inggris, Australia, Belgia, Jerman, Jepang, Lithuania, Spanyol, Korea Selatan, dan Swedia.

Baca juga: Lagi, AS Blacklist 11 Perusahaan China karena Kerja Paksa Uighur

Dakwaan terhadap Li dan Dong tersebut diajukan di Pengadilan Distrik AS di Washington.

Lalu, Departemen Kehakiman mengungkapkan bahwa adanya kasus ini menunjukkan bahwa pemerintahan pusat China di Beijing menggunakan cara pencurian siber sebagai bagian dalam operasi dunia untuk "merampok, mereplikasi, dan mengganti" perusahaan non-China di pasar global.

Demers juga mengatakan dalam konferensi persnya bahwa China menyediakan "tempat yang aman" bagi para penjahat sebagai imbalan atas pekerjaan mereka.

Baca juga: Bocorkan Keberadaan Komandan Top Qasem Soleimani, Mata-mata AS Dihukum Mati Iran

“China sekarang telah bergabung bersama Rusia, Iran, dan Korea Utara, dalam klub negara-negara yang memalukan yang menyediakan tempat yang aman bagi para penjahat siber, sebagai imbalan bagi para penjahat yang 'dipanggil' untuk bekerja demi keuntungan negara," ujar Demers.

Kemudian, ia lanjut mengatakan bahwa kekayaan intelektual AS, perusahaan non-China, serta penelitian Covid-19, dalam kasus kejahatan ini seolah memberikan makanan kepada Partai Komunis China yang terus merasa kelaparan.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran: Kami Tak Akan Pernah Lupa AS Bunuh Jenderal Qasem Soleimani

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Sampaikan Pesan Idul Adha 2024, Wapres AS Akui Masih Ada “Hate Crime” ke Warga Muslim

Sampaikan Pesan Idul Adha 2024, Wapres AS Akui Masih Ada “Hate Crime” ke Warga Muslim

Global
Polisi Inggris Tabrakkan Mobil untuk Tangkap Sapi yang Kabur

Polisi Inggris Tabrakkan Mobil untuk Tangkap Sapi yang Kabur

Global
5 Tewas akibat Tabrakan Kereta Penumpang dan Barang di India

5 Tewas akibat Tabrakan Kereta Penumpang dan Barang di India

Global
Kebakaran Rumah di Vietnam Tewaskan 3 Anak dan 1 Perempuan

Kebakaran Rumah di Vietnam Tewaskan 3 Anak dan 1 Perempuan

Global
Rangkuman Hari Ke-844 Serangan Rusia ke Ukraina: Hasil KTT Ukraina | Serangan Drone Tewaskan Jurnalis Rusia

Rangkuman Hari Ke-844 Serangan Rusia ke Ukraina: Hasil KTT Ukraina | Serangan Drone Tewaskan Jurnalis Rusia

Global
Kereta Barang Tabrak Kereta Penumpang Ekspres di India, Jumlah Korban Belum Diketahui

Kereta Barang Tabrak Kereta Penumpang Ekspres di India, Jumlah Korban Belum Diketahui

Global
8 Orang Tewas Kehabisan Napas dalam Truk Berpendingin di China

8 Orang Tewas Kehabisan Napas dalam Truk Berpendingin di China

Global
Houthi Serang 3 Kapal, Salah Satunya Milik Militer AS

Houthi Serang 3 Kapal, Salah Satunya Milik Militer AS

Global
Polisi Tembak Pria Bawa Kapak dan Bom Molotov Jelang Pertandingan Euro

Polisi Tembak Pria Bawa Kapak dan Bom Molotov Jelang Pertandingan Euro

Global
Penembakan Massal di Michigan, 9 Orang Terluka, Pelaku Bunuh Diri

Penembakan Massal di Michigan, 9 Orang Terluka, Pelaku Bunuh Diri

Global
Dalam Konvoi Pemakaman Wapres Malawi, 4 Pelayat Tewas Tertabrak Mobil

Dalam Konvoi Pemakaman Wapres Malawi, 4 Pelayat Tewas Tertabrak Mobil

Global
Jeda Taktis Militer di Gaza untuk Pengiriman Bantuan Justru Dikecam PM Israel

Jeda Taktis Militer di Gaza untuk Pengiriman Bantuan Justru Dikecam PM Israel

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Info Terbaru Kate Middleton | Israel Umumkan Jeda Taktis di Gaza

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Info Terbaru Kate Middleton | Israel Umumkan Jeda Taktis di Gaza

Global
Dalam Pesan Idul Adha, Joe Biden Dorong Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Dalam Pesan Idul Adha, Joe Biden Dorong Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
KTT Ukraina Sepakat Buka Jalan Perundingan Perdamaian dengan Rusia

KTT Ukraina Sepakat Buka Jalan Perundingan Perdamaian dengan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com