Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Berniat Selidiki Putra Mahkota Abu Dhabi atas Tuduhan Penyiksaan

Kompas.com - 18/07/2020, 17:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Otoritas Perancis disebut bakal menyelidiki Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed Al-Nahyan, atas tuduhan melakukan penyiksaan.

Sejumlah sumber yang memahami kasus itu mengungkapkan, hakim investigasi sudah diberi mandat atas aksi yang diduga dilakukan saat konflik Yaman.

Penyelidikan awal dibuka pada Oktober 2019, setelah putra mahkota berjuluk MBZ melakukan kunjungan kenegaraan pada November dua tahun lalu.

Baca juga: Alasan Jokowi Minta Putra Mahkota Abu Dhabi Jadi Dewan Pengarah Ibu Kota Baru

Dilansir AFP Jumat (17/7/2020), dua laporan langsung muncul setelah Putra Mahkota Abu Dhabi sejak 2004 itu melangsungkan kunjungan ke Paris.

MBZ merupakan sekutu terdekat dari Putra Mahkota Aran Saudi Mohammed bin Salman (MBS), dan merupakan salah satu figur berpengaruh di Timur Tengah.

Bangsawan yang juga Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA) itu juga menjalin relasi mesra dengan Presiden Perancis, Emmanuel Macron.

Sejak 2015, pasukan UEA menggabungkan diri dengan militer Saudi, dan menggempur pemberontak Houthi di Yaman, koalisi yang disorot atas dugaan pelanggaran HAM.

Sebanyak enam warga Yaman kemudian mengajukan laporan kepada hakim khusus kejahatan terhadap kemanusiaan di ibu kota Negeri "Anggur".

"Klien saya menyambut baik adanya penyelidikan ini, dan berharap akan keadilan di Perancis," kata kuasa hukum enam warga Yaman, Joseph Breham.

Fokus gugtan enam warga Yaman itu adalah dugaan penyiksaan di fasilitas detensi yang dikelole oleh Uni Emirat Arab di negara tersebut.

Dalam laporan itu, MBZ yang menjadi panglima militer UEA diyakini memberikan perintah dan menyediakan fasilitas agar penyiksaan dilaksanakan.

Tudingan tersebut bisa diadili di Perancis berdasarkan yurisdiksi universal, memungkinkan pengadilan menangani kasus di negara lain.

Konflik di Yaman selama lima tahun terakhir menyebabkan puluhan ribu orang tewas, empat juta mengungsi, dan 80 persen dari 29 juta warga bergantung pada bantuan.

Adapun perang antara Houthi, yang didukung Iran, dengan koalisi pimpinan Arab Saudi terjadi setelah pemberontak menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa.

Baca juga: Bulan Depan, Pemerintah Temui Putra Mahkota Abu Dhabi Bahas Investasi UEA di Aceh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com