Ditanbahkannya, bisa jalan-jalan di luar rumah merupakan "penyambung hidup" saat menghadapi isolasi dan tuntutan dari dua anaknya yang masih kecil.
Mereka menggelar videocall setiap hari saat sarapan di Skotlandia, sementara Eddie makan siang di Kazakshtan—tempat dia terjebak bersama ribuan pekerja minyak lainnya dari berbagai penjuru dunia.
Ada 300 kasus positif virus corona di kamp tempat Eddie tinggal hingga awal Mei, namun tiada yang meninggal dunia.
Baca juga: WHO: Virus Corona Tidak Bermutasi Menjadi Lebih Berbahaya
"Kami sibuk, kami tidak berhenti bekerja," ujarnya.
"Perusahaan risau dengan virus, kami lebih risau dengan harga minyak."
Menurut Eddie, keputusan penghentian pengeboran akhirnya diambil dan, setelah beberapa kali tidak jadi, dia menuju Skotlandia pada 13 Mei lalu.
Eddie adalah satu dari 20 orang yang dipulangkan ke Inggris. Perjalanan pulang mereka menemui blokade jalan, pengecekan keamanan, menggunakan bus, pesawat, dan minibus—serta serbuan nyamuk di Bandara Atyrau.
Begitu tiba di Edinburgh, Eddie harus menjalani isolasi mandiri selama dua pekan sebagai langkah pencegahan.
Dia bisa tinggal di ujung jalan dekat rumahnya setelah ada tetangga yang menyewakan flat secara gratis.
Eddie tidak tahu kapan, atau apakah masih memungkinkan, kembali bekerja di ladang minyak.
Baca juga: 4 Negara Eropa Bentuk Aliansi Produksi Vaksin Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.