Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Virus Corona, Pria Ini Jadi Akrab dengan 90 Tetangganya

Kompas.com - 04/06/2020, 21:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

SYDNEY, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membawa berkah tersendiri bagi Jack Begbie. Pria Australia itu jadi bisa akrab dengan 90 tetangganya.

Jack Begbie sebelumnya berpikir berkenalan dengan tetangga adalah hal yang aneh, meski ia tinggal di pinggiran kota di Sydney, yang biasanya warganya lebih ramah dibandingkan warga kota besar.

"Orang yang tidak dikenal itu menakutkan. Dulu saya berpikir, 'kenapa perlu berkenalan dengan orang-orang baru di kompleks rumah padahal saya sudah tinggal di sana selama tiga tahun?'," ungkapnya sambil bercanda.

"Maksudnya, sekilas, ide berkenalan itu kedengarannya aneh, walaupun sebenarnya adalah yang paling bijaksana."

Baca juga: Polisi Australia Penendang Remaja Aborigin Disebut Alami Hari yang Buruk Saat Peristiwa Terjadi

Jack mengatakan ia biasanya berinteraksi dengan menyapa 'hai' atau menganggukkan kepala ketika bertemu di jalan. Namun, semuanya berubah setelah pandemi menyerang.

Khawatir kondisi tetangga karena Covid-19

Barulah ketika pandemi Covid-19, ia harus menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dan mulai memikirkan keadaan para tetangganya.

"Saya merasa mungkin ini adalah saatnya mulai mengenal beberapa orang di sekitar rumah, untuk berjaga-jaga bila sesuatu tiba-tiba terjadi kepada saya," kata dia.

"Ketakutan saya adalah bagaimana kalau misalnya ada lansia berumur 80 tahunan yang tiba-tiba sakit dan tidak ada yang mengetahuinya. Saya ingin memastikan ini tidak terjadi," ujar Jack dikutip dari ABC Indonesia, Kamis (4/6/2020).

"Jadi saya pikir, 'mungkin ini saatnya kita menjangkau dan memastikan semua orang baik-baik saja'."

Baca juga: Australia Uji Coba Vaksin Virus Corona pada Manusia, Bisa Tersedia Tahun Ini

Dilatarbelakangi alasan tersebut, Jack mendapat ide menciptakan sebuah komunitas kecil untuk memastikan setiap orang dapat memperhatikan keadaan satu sama lain.

Ide tersebut dituangkan ke dalam sebuah kertas berisi pesan yang ia ketik, kemudian diletakkan di kotak pos para tetangganya.

Dalam waktu singkat, 320 rumah tangga di daerahnya tergabung dalam kelompok yang ia buat di Facebook tersebut.

"Tiga atau empat orang di kompleks kami sampai menelepon saya dan bertanya, 'Hai, saya tidak punya Facebook. Tapi apakah boleh kalau saya menambahkan cucu atau keponakan saya di dalam kelompok itu untuk tahu apa yang didiskusikan?" cerita Jack.

"Biasanya kita tidak akan melakukan hal seperti ini dalam situasi normal, misalnya ketika ada orang yang mengirimkan surat berbunyi 'Hai, mari gabung kelompok di Facebook'," katanya.

"Reaksi Anda pasti adalah 'Saya tidak perlu kan melakukannya? Saya sudah punya banyak masalah dalam hidup. Kenapa saya harus menerima banyak notifikasi dan berhubungan dengan kelompok orang yang tidak dikenal dalam Facebook?'"

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com