PYONGYANG, KOMPAS.com - Sebagai negara yang sangat tertutup, Korea Utara pun menerapkan sejumlah aturan ketat yang cukup aneh.
Negara yang dibentuk tepat setelah Perang Dunia II ini berpenduduk sekitar 25 juta orang, dan telah diperintah 3 pria dari keluarga yang sama sejak 1948.
Kim Il Sung adalah pemimpin pertama Korut hingga ia meninggal pada 1994. Kekuasaan lalu beralih ke Kim Jong Il dan Kim Jong Un.
Meski pemimpin telah berganti, beberapa aturan aneh Korut tetap tidak berubah seperti larangan mengonsumsi CocaCola dan hukuman berat jika melipat koran.
Dilansir dari Mirror Sabtu (2/5/2020) berikut adalah 25 aturan ketat Korut yang bikin geleng-geleng kepala.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Kim Jong Un Muncul | Arab Saudi Buka Lockdown Perlahan
Salah satu hukuman terberat di Korut. Jika satu orang melakukan kejahatan dan dijebloskan ke penjara, keluarganya juga akan dipenjara bersama dirinya.
Aturan ini dipercaya sudah ada sejak 1980-an untuk menghilangkan "benih" perkembangan musuh.
Korea Utara memiliki akses internet, tapi kurang dari 1 persen populasi yang bisa menggunakannya.
Hanya para pemimpin politik, mahasiswa di universitas elite, dan sangat sedikit lainnya yang bisa mengakses internet.
Sebaliknya, penduduk setempat bisa menggunakan intranet yang disebut Kwangmyong, dengan 1.000-5.500 situs web di dalamnya tapi akses ke situs internasional diblokir.
Meski penggunaan intranet gratis, tapi harga komputer di Korea Utara konon setara dengan gaji 3 bulan di sana.
Baca juga: Muncul Kembali, Kim Jong Un Tertawa, Tersenyum, dan Merokok
Siapa pun yang tinggal di Korea Utara dan ingin berlibur ke luar negeri atau pergi bersama, harus mendapat izin dari pemerintah.
Tapi itu tidak menghentikan banyak warganya yang hengkang, menuju kamp yang aman di Korea Selatan. Namun area perbatasan dijaga militer dan dipenuhi ranjau, sehingga hampir mustahil melarikan diri.
Orang-orang lainnya coba melarikan diri ke China, tetapi siapa pun yang tertangkap di sana dianggap sebagai "imigran gelap" dan segera dideportasi.
Kontrol perbatasan yang ketat di Korea Utara membuat warganya sangat sulit meninggalkan negara itu. Siapa pun yang tertangkap melakukannya dapat dikirim ke kamp kerja paksa atau bahkan dieksekusi.
Baca juga: Kim Jong Un Muncul, Kenapa Kabar Kesehatannya Begitu Penting?
Korea Utara secara resmi mengizinkan kebebasan beragama, tetapi praktiknya sangat berbeda.
Faktanya, kepemilikan Alkitab dianggap ilegal karena umat Kristiani tidak benar-benar diterima.
Bahkan siapa pun yang mempraktikkan agama Kristen akan ditangkap dan dijebloskan ke kamp kerja paksa.
Ideologi resmi bangsa Korea Utara adalah Juche, yang berakar dari Marxisme dan nasionalisme Korea.
Baca juga: Kim Jong Un Muncul ke Publik, Trump Simpan Sesuatu untuk Dikatakan
Korea Utara memiliki layanan telepon yang melayani sekitar 3 juta orang, tapi melarang warganya melakukan panggilan telepon ke luar negeri.