Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Ingin Berpartisipasi dalam Penyelidikan Virus Corona yang Dilakukan China

Kompas.com - 01/05/2020, 22:16 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Jumat (1/5/2020) bahwa pihak mereka berharap China mengundang mereka berperan dalam penyelidikan terhadap asal-usul hewan apa yang menyebabkan kemunculan virus corona.

Juru bicara WHO, Tarik Jasarevic mengatakan kepada media Perancis AFP lewat e-mail,

"WHO akan tertarik untuk bekerja dengan mitra internasional dan atas undangan pemerintah China untuk berpartisipasi dalam investigasi seputar asal-usul hewan (penyebab corona)."

Dia mengatakan badan kesehatan PBB memahami bahwa ada sejumlah penyelidikan yang dilakukan China untuk lebih mengerti sumber wabah.

Namun, WHO menambahkan saat ini mereka tidak terlibat dalam studi China tersebut.

Baca juga: 5 Tips Aman Jalani Puasa di Tengah Pandemi Covid-19 dari WHO

Para ilmuwan meyakini virus pembunuh itu berpindah dari hewan ke manusia dan muncul pertama kali di China akhir tahun lalu.

Kemungkinan pertama kali munculnya di sebuah pasar yang menjual hewan eksotik untuk dikonsumsi di kota Wuhan, Provinsi Hubei China.

Akan tetapi, presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memicu spekulasi dan rumor yang ditolak secara umum oleh para ahli.

Bahwa, virus itu mungkin muncul di laboratorium China yang sangat rahasia.

Baca juga: Cegah Pandemi Berikutnya, WHO Siapkan Panduan Operasional Pasar Hewan

WHO juga menghadapi kritik pedas dari presiden Trump yang awal bulan ini menangguhkan pendanaan kepada badan internasional itu.

Trump menuduh WHO telah meremehkan keseriusan wabah dan bertekuk lutut di hadapan China.

Kepala badan kesehatan PBB, Tedros Adhanom Ghebreyesus sebelumnya memang melakukan perjalanan dengan sebuah tim ke China pada akhir Januari dan bertemu dengan presiden China, Xi Jinping untuk menindak lanjuti respons China tentang wabah.

Namun, penyelidikan yang dilakukan telah dilakukan di China, WHO belum dilibatkan.

Baca juga: WHO: Tak Ada Bukti Pasien Sembuh Covid-19 Kebal dari Virus Corona

 

"Studi penyelidikan yang tengah berlangsung itu melihat kasus manusia dengan gejala saat wabah berlangsung di Wuhan akhir 2019.

Sampel lingkungan dari pasar dan peternakan di area di mana kasus pertama terjadi dan rekaman detil dari sumber dan tipe spesies hewan liar serta hewan ternak yang dijual di pasar itu," ungkap Jasarevic.

Dia menegaskan bahwa hasil dari kajian asal virus "penting untuk mencegah masuknya penyakit zoonosis lebih lanjut yang menyebabkan Covid-19 ke populasi manusia."

Dia juga mengatakan kalau WHO terus berkolaborasi dengan pakar kesehatan manusia dan hewan, beberapa negara dan mitra lainnya untuk mengidentifikasi kesenjangan dan priorittas penelitian untuk pengendalian Covid-19. 

Termasuk, identifikasi sumber virus di China.

Baca juga: WHO: Tak Ada Bukti Orang yang Terkena Covid-19 Bisa Kebal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com