Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seperti Ini Pemberitaan Media Asing Terkait Klaim Kemenangan Prabowo

KOMPAS.com - Banyak media asing yang ikut memantau proses pesta demokrasi atau Pemilu 2024 di Indonesia. Apalagi, hasil quick count awal sudah menunjukkan kemenangan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Dikutip dari The Independent pada Kamis (15/2/2024), media dari Inggris tersebut memberitakan klaim kemenangan Prabowo setelah hasil awal menunjukkan dia memenangi pemilihan presiden RI.

Meski demikian, media ini juga menulis bahwa Prabowo sebagai mantan jenderal yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia bisa menimbulkan kekhawatiran terhadap nilai-nilai demokrasi di Indonesia.

Prabowo Subianto (72) mendeklarasikan kemenangan untuk seluruh rakyat Indonesia di hadapan para pendukungnya yang bergembira di ibu kota Jakarta pada Rabu (14/2/2024) malam.

Ia mengatakan bahwa dirinya akan menjadi presiden Indonesia dari semua latar belakang.

"Prabowo-Gibran dan seluruh koalisi Indonesia Maju akan merangkul seluruh elemen dan kekuasaan dan menjadi presiden, wakil presiden, dan pemerintahan yang hadir untuk seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Mantan komandan komando pasukan khusus ini meraih hampir 60 persen suara, menurut empat lembaga jajak pendapat independen, berdasarkan hasil penghitungan cepat (quick count) sehingga memperoleh lebih dari 50 persen suara yang diperlukan untuk menang.

Sementara AFP memberitakan bahwa Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia, Prabowo Subianto, pada Kamis tampaknya akan menjadi presiden baru di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.

AFP juga menulis bahwa dimungkinkan Prabowo-Gibran akan menghindari Pilpres 2024 putaran kedua melawan pesaingnya dalam pemilu 2024 ini.

Kantor berita AFP juga menulis terkait hasil quick count sementara bahwa Prabowo memperoleh 56,39 persen suara.

"Kemenangan ini harus menjadi kemenangan bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo di hadapan massa yang bergembira di Jakarta, pada Rabu malam.

Pesaingnya, Anies Baswedan, mengatakan bahwa dia akan menghormati hasil pemilu hanya jika sudah final.

"Kita harus menghormati keputusan rakyat," katanya kepada wartawan di markas kampanyenya setelah saingannya mengeklaim kemenangan.

Sementara Juru bicara Capres Ganjar Pranowo, yang menempati posisi ketiga dalam quick count sementara, mengatakan kepada wartawan bahwa timnya telah menemukan kecurangan pemilu yang terstruktur, sistematis, dan masif, tanpa memberikan bukti.

Namun para analis mengatakan kemenangan Prabowo hampir pasti.

"Semuanya sudah berakhir bagi Anies dan Ganjar," kata Adrian Vickers, profesor di Universitas Sydney.

Sedangkan BBC memberitakan mengenai langkah ke depan bagi pemerintahan yang baru. Terlebih bagi Prabowo yang sudah mengeklaim kemenangannya.

BBC menulis bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) memerlukan waktu hingga satu bulan untuk mengonfirmasi hasil akhirnya.

Pelantikan presiden baru akan dilakukan pada Oktober, maka bakal ada negosiasi intensif selama berbulan-bulan untuk memutuskan pemerintahan seperti apa yang akan dibentuk oleh Prabowo (jika Prabowo menang).

Meskipun kemenangannya dalam pemilihan presiden tampaknya merupakan sebuah kemenangan besar, tetapi partainya, Gerindra, saat ini diproyeksikan hanya akan memenangkan sekitar 13 persen kursi di parlemen.

Dia perlu membujuk partai-partai lain untuk mendukungnya agar bisa mendapatkan mayoritas suara di parlemen agar undang-undang tersebut disahkan, yang berarti menawarkan bujukan dalam bentuk posisi di kabinet.

Akan tetapi, beberapa dari partai tersebut mendukung calon presiden saingannya.

https://www.kompas.com/global/read/2024/02/15/164700070/seperti-ini-pemberitaan-media-asing-terkait-klaim-kemenangan-prabowo

Terkini Lainnya

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Global
Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Global
Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Internasional
Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke