Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Proses Pemungutan Suara di Kuala Lumpur Sempat Tak Terkendali, Ini Penyebabnya

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Suasana pemungutan suara pada Pemilu 2024 Indonesia di World Trade Center (WTC) Kuala Lumpur Malaysia, Minggu (11/2/2024) sempat tak terkendali.

Diketahui, hal itu terjadi pada siang hari karena ada banyak pemilih yang tidak terdaftar sebagai DPT mencoba memberikan hak suaranya di TPS WTC Kuala Lumpur.

Sebagaimana diberitakan bharian.com pada siang hari, puluhan ribu WNI bersikap agresif dan tidak menaati instruksi petugas maupun pihak berwenang.

Rata-rata pemilih membanjiri TPS utama di WTC pada pukul 8 pagi, namun saat siang hari puluhan ribu masyarakat Indonesia masih belum diperbolehkan masuk untuk memilih.

Seluruh pemilih diarahkan masuk ke dalam WTC secara bertahap, namun ada pula yang mencoba mendorong aparat penegak hukum saat pintu utama dan pembatas TPS dibuka.

Salah satu WNI, Agus Priyatno (44) mengatakan, ini jadi yang kedua kalinya ia memilih di Malaysia dan mengaku keadaan TPS di WTCKL tidak terkendali karena ada yang masih asing bagi mereka dan rata-rata pemilih tidak tahu arah ke mana.

"Sebelumnya kami melakukan pemungutan suara di KBRI dan sebagian besar dari kami sudah mengetahui kemana harus pergi, dimana mendaftar dan dimana ingin memilih," ujarnya.

"Tetapi di sini sebagian besar pemilih belum mengetahui lokasinya sehingga lebih ricuh dibandingkan jika diadakan di gedung kedutaan," imbuhnya.

"Saya sudah di sini selama dua jam dan masih belum bisa memilih," kata dia saat siang tadi.

Sementara itu, Dede Firman (27), mengatakan ini merupakan pengalaman pertamanya memilih di Malaysia dan cukup terkejut melihat situasi di WTCKL.

"Memang yang terjadi di sini cukup luar biasa, karena kita hanya fokus pada satu TPS. Di Indonesia, TPS-nya lebih banyak dan tidak terkonsentrasi," terang warga yang berasal dari Sumatera tersebut.

Dari survei bharian.com, menemukan hanya satu jalur yang terbuka di gerbang utama WTCKL sehingga terlihat para pemilih saling dorong untuk memasuki halaman gedung.

Para pemilih juga terlihat berusaha menerobos pembatas sebelum disusul oleh pemilih lainnya.

Mengomentari keributan tersebut, Managing Director WTCKL Group, Datuk Seri Dr. Irmohizam Ibrahim mengatakan, pihaknya hanya menyiapkan tempat dan mengikuti instruksi yang dikeluarkan pihak KBRI.

"Soal dibukanya satu jalur saja bagi pemilih untuk masuk ke WTCKL, itu memang siang hari dibicarakan dengan KBRI dan kami hanya mengikuti apa yang diminta," katanya.

"Kalau masyarakat ini antre dan tidak berkerumun, sebenarnya bisa masuk ke TPS secara bertahap. Namun kami akan terus berbenah agar proses pemungutan suara Pemilu 2024 bisa berjalan lancar," jelas dia.

Namun sebagaimana diberitakan Kompas.com, Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo mengungkapkan, kerumunan yang terjadi di TPS WTC Kuala Lumpur, sudah mulai terurai.

Ternyata, kerumunan tersebut disebabkan banyak WNI yang ingin melakukan pencoblosan Pemilu 2024 di Kuala Lumpur, namun ternyata tidak masuk ke dalam DPT.

https://www.kompas.com/global/read/2024/02/11/185448170/proses-pemungutan-suara-di-kuala-lumpur-sempat-tak-terkendali-ini

Terkini Lainnya

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Global
Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Global
Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Internasional
Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke