Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Rusia Larang IAEA Masuk ke PLTN Zaporizhzhia Ukraina

Ofisial IAEA berada di lapangan untuk memantau PLTN itu sejak September 2022, enam bulan setelah direbut oleh pasukan Moskwa.

Pejabat badan nuklir Rusia Rosatom yaitu Renat Karchaa mengatakan, larangan ini dikeluarkan demi alasan keamanan dan menuduh IAEA hendak mengakses tabung pelindung.

“Tabung pelindung, dan terutama yang tersegel, bukanlah museum atau area untuk berjalan-jalan bebas,” kata Karchaa kepada kantor berita Rusia, RBC.

“Saat dalam mode ‘tersegel’, akses personel terhadap penahan dilarang dan hanya diizinkan dengan alasan yang jelas dan dalam kasus darurat,” tambahnya, dikutip dari kantor berita AFP.

Ketua IAEA Rafael Grossi pada Rabu (3/1/2024) mengatakan, para ahli tidak diizinkan mengakses ruang reaktor di tiga unit pembangkit listrik tersebut selama dua minggu.

  • Pasukan Rusia Klaim Maju Pesat di Wilayah Zaporizhzhia Ukraina
  • Rusia Serang Zaporizhzhia di Ukraina dengan 6 Rudal, 2 Orang Tewas
  • Serang Balik Rusia, Ukraina Evakuasi Semua Anak di Dekat Zaporizhzhia

Dia menambahkan, IAEA akan terus meminta akses ke ruang reaktor, tempat inti reaktor dan bahan bakar bekas berada.

“Isi pernyataan terbaru memberi kita alasan berasumsi bahwa Rafael Grossi tidak mendapat informasi yang cukup, atau informasi tersebut disampaikan oleh orang-orang dengan pelatihan profesional rendah, yang sulit dipercaya,” ujar Karchaa.

PLTN Zaporizhzhia berhenti memasok listrik ke jaringan Ukraina pada September 2022, dan berulang kali dilanda penembakan dan serangan drone selama perang.

https://www.kompas.com/global/read/2024/01/06/092500870/alasan-rusia-larang-iaea-masuk-ke-pltn-zaporizhzhia-ukraina

Terkini Lainnya

Hamas Nyatakan Siap Capai Kesepakatan Penuh jika Israel Hentikan Perang di Gaza

Hamas Nyatakan Siap Capai Kesepakatan Penuh jika Israel Hentikan Perang di Gaza

Global
Dinyatakan Bersalah, Trump Jadi Mantan Presiden AS Pertama yang Dihukum

Dinyatakan Bersalah, Trump Jadi Mantan Presiden AS Pertama yang Dihukum

Global
AS Tunjukkan Bukti Rusia Gunakan Rudal dari Korea Utara di Ukraina

AS Tunjukkan Bukti Rusia Gunakan Rudal dari Korea Utara di Ukraina

Global
Amunisi Buatan AS Digunakan Dalam Serangan Israel di Rafah

Amunisi Buatan AS Digunakan Dalam Serangan Israel di Rafah

Internasional
Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Global
Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Global
Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Global
Pemerintah Slovenia Setujui Pengakuan Negara Palestina Merdeka

Pemerintah Slovenia Setujui Pengakuan Negara Palestina Merdeka

Global
Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Global
[POPULER GLOBAL] Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir | Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat

[POPULER GLOBAL] Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir | Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat

Global
Bantuan Lewat Rafah Terhambat, Israel Buka Kembali Penjualan Makanan di Gaza

Bantuan Lewat Rafah Terhambat, Israel Buka Kembali Penjualan Makanan di Gaza

Global
Diduga Jalankan Jaringan Malware Terbesar yang Pernah Ada, Pria China Ditangkap

Diduga Jalankan Jaringan Malware Terbesar yang Pernah Ada, Pria China Ditangkap

Global
Gambar AI 'All Eyes on Rafah' Dibagikan Lebih dari 40 Juta Kali di Instagram

Gambar AI "All Eyes on Rafah" Dibagikan Lebih dari 40 Juta Kali di Instagram

Global
Di India, Kotoran Sapi Bisa Diubah Menjadi Energi Alternatif

Di India, Kotoran Sapi Bisa Diubah Menjadi Energi Alternatif

Global
India Dilanda Gelombang Panas, Suhu Dekati 50 Derajat Celsius

India Dilanda Gelombang Panas, Suhu Dekati 50 Derajat Celsius

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke