Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Protes Gaji Tak Dibayar, 3 Penjaga Keamanan Piala Dunia Masih Ditahan di Qatar

Shakir Ullah dan Zafar Iqbal dari Pakistan, dan seorang warga negara India, diduga telah dijatuhi hukuman enam bulan penjara dan denda masing-masing 10.000 riyal (2.220 pounds).

Temuan tersebut, yang pertama kali ditetapkan oleh kelompok hak asasi manusia Equidem dan diverifikasi oleh Guardian, merupakan catatan tambahan yang mengejutkan untuk Piala Dunia, yang dijanjikan FIFA akan meninggalkan warisan hak-hak pekerja yang lebih baik.

Qatar belum mengomentari kasus tersebut.

Ketiga pria itu termasuk di antara ratusan penjaga keamanan, yang dipekerjakan Stark Security Services, perusahaan keamanan swasta lokal, yang dikerahkan di lokasi-lokasi utama sepanjang Piala Dunia.

Tetapi mereka diberhentikan pada hari-hari setelah final, dengan sisa kontrak berbulan-bulan.

Ullah, yang dikenal sebagai chacha (paman dalam bahasa Urdu) oleh rekan-rekannya, digambarkan oleh seseorang sebagai orang yang tenang dan pendiam.

"Tetapi jika menyangkut haknya, dia tidak akan membiarkan Anda menipu dia," ujar rekannya.

Menyerukan pembebasan segera ketiga pria itu, direktur Equidem, Mustafa Qadri, mengatakan orang-orang itu telah dihukum karena hanya menuntut hutang mereka dan ratusan rekan mereka setelah kontrak mereka diakhiri lebih awal.

“Inilah akibat sebenarnya dari pengabaian sembrono FIFA terhadap hak-hak orang yang membantu mereka menghasilkan keuntungan besar,” kata Qadri.

Ratusan mantan pekerja Stark Security lainnya juga menghadapi cobaan traumatis mereka sendiri setelah mempersoalkan pemutusan kontrak mereka lebih awal.

Sementara Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia di Qatar setelah apa yang disebut presiden FIFA, Gianni Infantino, sebagai Piala Dunia terbaik, Jacob dan Patrick dari Kenya, diberitahu bahwa mereka dipecat.

Mereka menghabiskan sebagian besar turnamen dengan bekerja sebagai penjaga keamanan di Stadium 974, yang menjadi tuan rumah pertandingan yang melibatkan Argentina, Brasil, Perancis, dan Portugal serta bintang-bintang seperti Messi, Mbappe, dan Ronaldo.

Mereka mengatakan pesan itu mengejutkan, karena kontrak mereka masih tersisa tiga bulan lagi.

Mereka kemudian diinstruksikan untuk mengumpulkan gaji terakhir mereka untuk hari-hari mereka bekerja di bulan Desember dan meninggalkan akomodasi mereka.

Hanya beberapa hari setelah final mereka tiba-tiba mendapati diri mereka menganggur dan kehilangan tempat tinggal.

"Saat mereka membutuhkanmu, mereka memperlakukanmu dengan baik, tapi sekarang mereka sudah selesai denganmu, kamu bukan apa-apa bagi mereka," kata Jacob.

Pada bulan-bulan menjelang Piala Dunia, Stark Security mengerahkan ratusan penjaga keamanan untuk ditempatkan di lokasi-lokasi utama turnamen.

Sembilan penjaga keamanan yang bekerja untuk perusahaan, termasuk Jacob dan Patrick, yang semuanya diberhentikan lebih awal.

Empat diduga kemudian dideportasi dan lima lainnya dipecat pada waktu yang sama atau tidak lama kemudian tetapi tidak dideportasi.

https://www.kompas.com/global/read/2023/05/27/164500770/protes-gaji-tak-dibayar-3-penjaga-keamanan-piala-dunia-masih-ditahan-di

Terkini Lainnya

Kyiv Sambut Baik Rencana Wapres AS Kamala Harris Hadiri KTT Perdamaian Ukraina

Kyiv Sambut Baik Rencana Wapres AS Kamala Harris Hadiri KTT Perdamaian Ukraina

Global
Pertama di AS, Pelaku Pelecehan Seksual Anak Dapat Dikebiri Lewat Operasi

Pertama di AS, Pelaku Pelecehan Seksual Anak Dapat Dikebiri Lewat Operasi

Global
Hezbollah: Jika Israel Ingin Perang Habis-habisan, Kami Siap

Hezbollah: Jika Israel Ingin Perang Habis-habisan, Kami Siap

Global
Pria Bersenjata Serang Kedubes AS di Beirut, Baku Tembak Hingga Berlumuran Darah

Pria Bersenjata Serang Kedubes AS di Beirut, Baku Tembak Hingga Berlumuran Darah

Global
Mengenal Tragedi Lapangan Tiananmen Tahun 1989

Mengenal Tragedi Lapangan Tiananmen Tahun 1989

Internasional
Sekitar 75 Orang Terbunuh di Gaza Tengah, Kamar Mayat Membludak

Sekitar 75 Orang Terbunuh di Gaza Tengah, Kamar Mayat Membludak

Global
Menhan Korsel Beri Peringatan Terkait Provokasi Korut Jelang Pilpres AS

Menhan Korsel Beri Peringatan Terkait Provokasi Korut Jelang Pilpres AS

Global
Jerman Siap Gelar Euro 2024, Keamanan Prioritas Utama

Jerman Siap Gelar Euro 2024, Keamanan Prioritas Utama

Global
Warga Israel Demo Tutup Jalan Raya, Tuntut Pembebasan Sandera

Warga Israel Demo Tutup Jalan Raya, Tuntut Pembebasan Sandera

Global
Jepang Bikin Satelit Kayu Pertama di Dunia, Akan Terbakar Habis Saat Masuk Lagi ke Bumi

Jepang Bikin Satelit Kayu Pertama di Dunia, Akan Terbakar Habis Saat Masuk Lagi ke Bumi

Global
Pemkot Tokyo Akan Luncurkan Aplikasi Kencan untuk Bantu Warga Dapat Jodoh

Pemkot Tokyo Akan Luncurkan Aplikasi Kencan untuk Bantu Warga Dapat Jodoh

Global
Media Asing Soroti Keputusan Indonesia Beri Izin Ormas Kelola Tambang

Media Asing Soroti Keputusan Indonesia Beri Izin Ormas Kelola Tambang

Global
Misteri Si Manusia Tank (Tank Man) Dalam Peristiwa Tiananmen

Misteri Si Manusia Tank (Tank Man) Dalam Peristiwa Tiananmen

Internasional
Rangkuman Hari Ke-832 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Fokus ke Donetsk | Ceko Akhiri Ketergantungan Minyak Rusia

Rangkuman Hari Ke-832 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Fokus ke Donetsk | Ceko Akhiri Ketergantungan Minyak Rusia

Global
Nasib Pilu Anak-anak di Gaza, Dibayang-bayangi Penyakit Menular dan Trauma Mental...

Nasib Pilu Anak-anak di Gaza, Dibayang-bayangi Penyakit Menular dan Trauma Mental...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke