Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

UPDATE Kapal Ikan China Bawa 17 WNI Terbalik, Penyelidikan Awal Sebut Tak Ada Awak yang Selamat

BEIJING, KOMPAS.com – Menurut penyelidikan awal Pemerintah China yang dirilis pada Selasa (23/5/2023), tidak ada yang awak selamat dalam insiden kapal ikan China terbalik di Samudera Hindia.

Kapal China yang terbalik pada 16 Mei itu diketahui membawa 39 awak dengan rincian 17 warga China, 17 warga Indonesia, dan lima warga Filipina.

"Dari analisis terhadap kapal yang terbalik, diperkirakan tidak ada yang selamat dari kapal tersebut," kata Kementerian Transportasi China dalam sebuah posting di media sosial resminya, dikutip dari AFP.

Kapal ikan China teridentifikasi terbalik di wilayah pencarian dan penyelamatan (SAR) yang luas di Australia, 5.000 kilometer di sebelah barat Perth, ibu kota negara bagian Australia Barat.

Australia sendiri telah mengirim tiga pesawat dan empat kapal untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan internasional.

Kementerian Transportasi China menyampaikan, operasi penyelamatan telah diturunkan menjadi investigasi skala kecil selama 48 jam pada Selasa pagi.

Menurut Kementerian itu, tim penyelamat telah menjelajahi area seluas sekitar 64.000 kilometer persegi dan tidak menemukan tanda-tanda korban selamat.

Suar tanda bahaya kapal penangkap ikan pertama kali terdeteksi pada minggu lalu saat Topan Fabian membawa gelombang setinggi tujuh meter (23 kaki) dan angin sekuat 120 kilometer per jam melalui area tersebut.

Kondisi cuaca buruk menunda upaya penyelamatan. Pusat Koordinasi Penyelamatan Gabungan di Canberra memperingatkan tentang kondisi bertahan hidup yang sangat sulit.

Kementerian Transportasi China mengatakan, kapal-kapal penyelamat membunyikan klakson mereka selama satu menit sebagai tanda berkabung pada Selasa dini hari, dengan hanya tujuh kapal yang masih tersisa di lokasi kejadian pada tengah hari.

“Kondisi bangkai kapal tidak menunjukkan ada perubahan nyata dari hari sebelumnya, dan perlahan-lahan hanyut ke arah timur laut,” kata Kementerian itu.

Kapal yang terbalik itu dimiliki oleh Penglai Jinglu Fishery Company, salah satu perusahaan perikanan besar milik negara.

Kapal itu mendapat izin untuk menangkap cumi-cumi dan ikan sauri Pasifik, menurut Komisi Perikanan Pasifik Utara.

Kapal tersebut meninggalkan Cape Town d Afrika Selatan pada 5 Mei menuju Busan di Korea Selatan, menurut situs pelacak Marine Traffics, yang terakhir kali melacak kapal itu pada 10 Mei di sebelah tenggara Reunion, pulau kecil milik Prancis di Samudra Hindia.

Sebelumnya, Media Pemerintah China, CCTV, melaporkan pada Senin (22/5/2023), baru tujuh mayat telah ditemukan oleh kapal penyelamat China dan Sri Lanka. Tapi, tidak disebutkan kewarganegaraan korban tewas.

https://www.kompas.com/global/read/2023/05/24/061500170/update-kapal-ikan-china-bawa-17-wni-terbalik-penyelidikan-awal-sebut-tak

Terkini Lainnya

Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Global
Korsel Peringatkan Besok Bakal Ada Lagi Balon Berisi Sampah dari Korut

Korsel Peringatkan Besok Bakal Ada Lagi Balon Berisi Sampah dari Korut

Global
Serangan Udara AS dan Inggris ke Yaman Tewaskan 14 Orang

Serangan Udara AS dan Inggris ke Yaman Tewaskan 14 Orang

Global
Ini 2 Calon Presiden Perempuan Pertama Meksiko

Ini 2 Calon Presiden Perempuan Pertama Meksiko

Global
Kata Trump Usai Dinyatakan Bersalah dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Kata Trump Usai Dinyatakan Bersalah dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
Israel Serang Rafah Lagi, 12 Orang Tewas

Israel Serang Rafah Lagi, 12 Orang Tewas

Global
Gadis 11 Tahun Palestina Ceritakan Serangan Israel: Tentara Menembaki Rumah lalu Menertawakan Kami...

Gadis 11 Tahun Palestina Ceritakan Serangan Israel: Tentara Menembaki Rumah lalu Menertawakan Kami...

Global
Pandemi Usai, China Kembali ke Afrika, Fokus ke Sektor Mineral

Pandemi Usai, China Kembali ke Afrika, Fokus ke Sektor Mineral

Internasional
Hamas Nyatakan Siap Capai Kesepakatan Penuh jika Israel Hentikan Perang di Gaza

Hamas Nyatakan Siap Capai Kesepakatan Penuh jika Israel Hentikan Perang di Gaza

Global
Dinyatakan Bersalah, Trump Jadi Mantan Presiden AS Pertama yang Dihukum

Dinyatakan Bersalah, Trump Jadi Mantan Presiden AS Pertama yang Dihukum

Global
AS Tunjukkan Bukti Rusia Gunakan Rudal dari Korea Utara di Ukraina

AS Tunjukkan Bukti Rusia Gunakan Rudal dari Korea Utara di Ukraina

Global
Amunisi Buatan AS Digunakan dalam Serangan Israel di Rafah

Amunisi Buatan AS Digunakan dalam Serangan Israel di Rafah

Internasional
Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Global
Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Global
Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke