Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasca-ledakan Masjid Pakistan, Keluarga Korban Padati Rumah Sakit

Mereka beramai-ramai mencari kerabat mereka sehari setelah bom bunuh diri mengobrak-abrik sebuah masjid yang ramai di daerah kota yang dijaga ketat, menewaskan lebih dari 90 orang, yang kebanyakan polisi.

Serangan itu jadi yang paling mematikan dalam satu dekade di kota barat laut yang bergolak dekat perbatasan Afghanistan.

Seperti dilansir dari Reuters, aksi terjadi di tengah lonjakan kekerasan yang menargetkan polisi.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.

"Putraku, anakku," teriak seorang wanita tua yang berjalan di samping ambulans yang membawa peti mati, saat petugas penyelamat membawa orang-orang yang terluka ke unit gawat darurat rumah sakit.

Sedikitnya 170 orang terluka dalam ledakan itu, yang menghancurkan lantai atas masjid saat ratusan jamaah melakukan Sholat Dzuhur.

Riaz Mahsud, seorang pejabat senior pemerintah daerah, mengatakan jumlah korban kemungkinan akan bertambah karena para pekerja melakukan pencarian melalui puing-puing lebih dari 24 jam kemudian.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengunjungi pangkalan Iruma Pasukan Bela Diri Udara Jepang di Sayama

Pihak berwenang mengatakan mereka tidak tahu bagaimana pembom berhasil menembus pos pemeriksaan militer dan polisi yang mengarah ke distrik Police Lines.

Distrik ini adalah sebuah perkemahan mandiri era kolonial di pusat kota yang merupakan rumah bagi keluarga personel polisi berpangkat menengah dan bawah.

Mengingat masalah keamanan di Peshawar, masjid tersebut baru-baru ini dibangun untuk memungkinkan polisi salat tanpa meninggalkan daerah tersebut.

Menteri Pertahanan Khawaja Asif mengatakan, pelaku bom berada di barisan pertama di musala ketika dia menyerang.

Serangan itu adalah yang paling mematikan di Peshawar sejak pemboman bunuh diri kembar di Gereja All Saints menewaskan puluhan jamaah pada September 2013, dalam serangan paling mematikan terhadap minoritas Kristen Pakistan.

Peshawar berada di tepi tanah suku Pashtun, wilayah yang terperosok dalam kekerasan selama dua dekade terakhir.

Kelompok militan paling aktif di wilayah tersebut adalah Taliban Pakistan, juga disebut Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), sebuah kelompok payung untuk Sunni dan faksi Islam sektarian yang menentang pemerintah di Islamabad.

TTP membantah bertanggung jawab atas pengeboman hari Senin (30/1/2023), meskipun telah meningkatkan serangan sejak menarik diri dari kesepakatan damai dengan pemerintah tahun lalu.

Pengeboman itu terjadi sehari sebelum misi Dana Moneter Internasional (IMF) tiba di Islamabad untuk membicarakan bailout 7 miliar dollar AS yang terhenti.

https://www.kompas.com/global/read/2023/01/31/203000270/pasca-ledakan-masjid-pakistan-keluarga-korban-padati-rumah-sakit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke