Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden RI Joko Widodo dalam konferensi pers di Media Center G20, Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali.
KTT G20 menghasilkan deklarasi bersama bernama G20 Bali Leaders Declaration, dan disahkan pada penutupan konferensi.
Salah satu paragraf dalam deklarasi KTT G20 menyatakan, mayoritas anggota G20 mengecam keras perang yang masih berkecamuk di Ukraina.
Para anggota G20 menyebut perang di Ukraina menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan ekonomi global.
“Menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan,” tulis deklarasi tersebut.
Dalam konferensi pers, Jokowi menuturkan bahwa para delegasi KTT G20 berdebat alot membahas paragraf itu sampai tengah malam.
“Hal ini berlangsung sangat alot sekali dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi,” kata Jokowi.
Perdebatan untuk mengambil sikap G20 dalam deklarasi bersama melibatkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
“Kami berbicara mengenai ini dan akhirnya deklarasi Bali dicapai melalui konsensus. Kami menyepakati bahwa perang berdampak negatif pada ekonomi global,” ucap Jokowi.
Jokowi menyebutkan, perang telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi.
Kondisi tersebut semakin menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, krisis energi, dan potensi krisis finansial.
Dalam deklarasi bersama KTT G20, dari 20 negara anggota hanya Rusia yang menolaknya, sedangkan China dan India abstain.
https://www.kompas.com/global/read/2022/11/16/173400770/jokowi-ungkap-alotnya-sepakati-kecam-perang-di-ukraina-dalam-deklarasi