Saat Presiden Jokowi Tak Terduga Tiba-tiba Sambangi Media Center KTT G20...

BALI, KOMPAS.com – Senin (14/11/2022) malam, sekitar pukul 19.30 Wita, para jurnalis di Media Center KTT G20, Bali Internasional Convention Center (BICC), masih beraktivitas memproduksi berita terkait perhelatan akbar tersebut.

Kebanyakan awak media berkumpul di Mangupura Hall, sebuah tempat kerja berupa aula besar yang menyediakan banyak meja, kursi, serta komputer.

Tak lama kemudian, beberapa pria berjas hitam dengan dasi merah masuk ke ruangan, meminta para awak media untuk tetap tenang dan duduk.

“Tenang, sudah duduk saja,” kata salah satu pria berjas itu.

Dari arah belakang, tidak berselang lama, rupanya ada Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang sudah masuk Media Center dan diikuti beberapa rekan jurnalis yang ada di lobby dan depan gedung.

Jokowi pun melangkah masuk Mangupura Hall. Kehebohan segera terjadi.

Para awak media yang ada di dalam langsung mengerumuni Jokowi.

Sebelumnya, kemungkinan tak ada yang mengira presiden akan mampir ke Media Center saat itu juga.

Pengamatan Kompas.com, Presiden tidak sendirian hadir ke Media Center.

Dia tampak didampingi Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Moeldoko.

Jokowi pun diberondong pertanyaan, baik dalam Bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa Inggris karena memang ada cukup banyak jurnalis dari luar negeri.

“Pak, katanya Menlu Rusia (Sergei Lavrov) sakit,” tanya salah satu jurnalis.

“Ada informasi sakitnya apa pak?” tanya yang lain.

Saat itu, memang berembus kabar bahwa Lavrov tengah dibawa ke rumah sakit di Bali.

Akan tetapi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova tak berselang lama membantahnya.

“Joint communique bagaimana, pak?” tanya jurnalis lain.

Jokowi saat itu enggan menanggapi pertanyaan dari para jurnalis.

“I have no comment to make this time (saya tidak mempunyai komentar untuk disampaikan kali ini),” ucapnya.

“Satu pertanyaan saja pak,” timpal salah satu jurnalis.

Presiden hanya tersenyum.

Jokowi tidak menjawab pertanyaan sebelumnya maupun mempersilakan jurnalis mengajukan pertanyaan lain.

Dia memilih untuk tetap berjalan dan melihat-lihat kondisi ruang kerja para awak media di Mangupura Hall.

Meski Jokowi tidak merespons, beberapa jurbalis tetap saja ada yang bertanya.

Kian lama, jumlah jurnalis yang mengelilinginya malah kian banyak. 

Jokowi pun membalas lagi dan berkukuh bahwa dia tidak akan memberikan komentar apa pun dalam kunjungannya di Media Center KTT G20.

Setelah merasa cukup berjalan dan berkeliling di dalam Mangupura Hall, Jokowi, yang tentu saja masih dikerubungi media, pindah ke lobby.

Dari lobby, tetap ada banyak jurnalis yang mengerubunginya dan melontarkan berbagai pertanyaan.

Namun, Jokowi tetap hanya tersenyum.

Pasukan pengawal presiden (Paspampres) berpakaian jas yang terus menempel Jokowi berupaya membukakan jalan. Di kejauhan, tampak iring-iringan mobil kepresidenan telah terparkir.

Hingga pada akhirnya, presiden keluar dari lobby, berjalan ke halaman, lalu masuk ke dalam mobil.

Para awak media mengikuti Jokowi sampai masuk mobil.

Iring-iringan mobil satu persatu meninggalkan Media Center, menyisakan para awak media yang tidak mendapatkan jawaban atas berbagai pertanyaan mereka.

Selepas itu, Moeldoko memberikan keterangan bahwa kedatangan Jokowi ke Media Center KTT G20 bertujuan untuk melihat dari dekat ketersediaan dan kesiapan fasilitas tersebut.

Dia menambahkan, Jokowi memang berencana ke Media Center untuk mengecek dan memastikan semua sarana sudah memadai atau ada yang perlu ditingkatkan.

“Itu tujuan utamanya. Jadi bukan mendadak, bukan sidak (inspeksi mendadak),” kata Moeldoko.

Dia menambahkan, kehadiran Jokowi ke Media Center pada Senin juga meminta masukan dari para awak media apa yang perlu dibenahi.

Terkait pertanyaan yang tidak dijawab, Moeldoko mengutarakan bahwa Jokowi sedari awal sudah berpesan tidak ada konferensi pers.

“Sehingga tadi memang semua pertanyaan tidak dijawab karena dari awal sudah pesan ke saya. Jadi seperti itu ya, biar tidak salah penafsiran dan persepsi. Beliau hanya ingin melihat dan memastikan apakah semua sarana memadai atau apa ada yang perlu ditambahkan,” ucap Moeldoko.