Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

143 Negara Mengecam Pencaplokan Ilegal Rusia atas Empat Wilayah Ukraina

JENEWA, KOMPAS.com - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memilih untuk mengecam upaya pencaplokan ilegal Rusia atas empat wilayah Ukraina yang diduduki sebagian dan mendesak negara-negara lain untuk tidak mengakui langkah tersebut.

Dalam pemungutan suara Rabu (12/10/20), tiga perempat dari 193 anggota Majelis Umum — 143 negara — mendukung resolusi PBB yang juga menegaskan kembali kedaulatan, kemerdekaan, persatuan, dan integritas wilayah Ukraina di dalam perbatasannya yang diakui secara internasional.

“Luar biasa,” kata Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya kepada wartawan setelah pemungutan suara, saat dia berdiri di samping Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield yang mengatakan hasil itu menunjukkan Rusia tidak dapat mengintimidasi dunia.

Empat negara bergabung dengan Rusia dalam pemungutan suara menentang resolusi tersebut, yakni Suriah, Nikaragua, Korea Utara, dan Belarusia.

35 negara lainnya abstain dari pemungutan suara, termasuk China, India, Afrika Selatan dan Pakistan, dan sisanya tidak memilih.

Pengakuan sepihak tersebut dilakukan setelah Rusia menggelar apa yang disebutnya sebagai referendum. Ukraina dan sekutunya mengecam pemungutan suara itu sebagai tindakan ilegal dan memaksa.

Pemungutan suara Majelis Umum mengikuti veto oleh Rusia bulan lalu atas resolusi serupa di Dewan Keamanan beranggotakan 15 orang.

Hasilnya adalah teguran paling keras kepada Rusia dari Majelis Umum atas empat resolusi yang telah disetujuinya sejak pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan kepada Majelis Umum menjelang pemungutan suara bahwa resolusi itu “dipolitisasi dan secara terbuka provokatif.”

Dia pun menambahkan bahwa itu “dapat menghancurkan setiap dan semua upaya yang mendukung solusi diplomatik untuk krisis”.

Langkah PBB menggemakan apa yang terjadi pada 2014, setelah Rusia mencaplok Crimea Ukraina.

Majelis Umum kemudian mengadopsi resolusi yang menyatakan referendum tidak sah dengan 100 suara mendukung, 11 menentang dan 58 abstain resmi.

China abstain pada Rabu (13/10/2022) karena tidak percaya resolusi itu akan membantu, kata Wakil Duta Besar China untuk PBB Geng Shuang.

“Setiap tindakan yang diambil oleh Majelis Umum harus kondusif untuk mengurangi eskalasi situasi, kondusif untuk dimulainya kembali dialog dan harus kondusif untuk mempromosikan solusi politik untuk krisis ini,” katanya sebagaimana dilansir Al Jazeera.

AS dan negara-negara Barat lainnya telah melakukan obi menjelang pemungutan suara Rabu (12/10/2022). Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengadakan pertemuan virtual pada Selasa (11/10/2022) dengan diplomat dari lebih dari 100 negara.

Mereka memenangkan lusinan suara lebih banyak daripada dibandingkan dengan hasil 2014. Hasil ini juga meningkat dari total 141 negara yang sebelumnya memilih untuk mengecam Rusia dan menuntutnya menarik pasukannya dari Ukraina dalam waktu seminggu setelah invasi 24 Februari.

https://www.kompas.com/global/read/2022/10/13/080300870/143-negara-mengecam-pencaplokan-ilegal-rusia-atas-empat-wilayah-ukraina

Terkini Lainnya

Gelombang Panas di India Tewaskan 33 orang, Termasuk Para Petugas Pemilu

Gelombang Panas di India Tewaskan 33 orang, Termasuk Para Petugas Pemilu

Global
Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Global
Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Global
Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Global
Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Global
[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

Global
Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Global
Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Global
Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Global
75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

Global
Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Global
Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Global
Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Global
Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke