Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tragedi Topan Megi Filipina: Ketika Gunung untuk Berlindung Malah Runtuh

KHAWATIR hujan lebat dari topan Megi akan berujung banjir, Selasa (12/4/2022), warga desa nelayan Filipina mendaki ke gunung dan mendirikan tenda. Mereka tak mengira, gunung tempat berlindung itu justru runtuh. Hingga Kamis (14/4/2022), topan Megi telah merenggut 117 nyawa di Filipina.

Fernando Rosquetes berasa hanya ingin ikut mati. Dialah yang menyuruh keluarganya mendaki gunung di belakang desa mereka, Pilar, yang berada di tepi laut di provinsi Leyte. "Saya bilang ke mereka, 'Tetap di sana. Kamu lebih aman di sana'," tutur dia kepada AFP. 

Namun, gunung yang sama-sama diguyur hujan seharian itu justru runtuh. Longsor.

Lumpur tebal dan tanah menyapu seisi Pilar, termasuk warga yang bertahan. Longsor yang sama menyeret serta warga yang sebelumnya mengungsi ke atasnya pula.

Rabu (13/4/2022), menjadi hari tak tertahankan bagi Rosquetes. Dia harus mengidentifikasi tubuh keluarganya di depan umum. Kantong jenazah berisi kedua anaknya, seorang cucu, dan satu menantu perempuannya berderet dengan puluhan kantong jenazah lain. 

"Sekarang semuanya hilang," kata lelaki berumur 47 tahun itu sambil terisak. "Saya hanya ingin ikut dikubur di tanah longsor."

Pada Rabu malam, 26 orang tewas dan sekitar 150 warga Pilar masih hilang.

Di Abuyog, kota terdekat Pilar, warga yang selamat dan korban meninggal sama-sama diangkut perahu. Petugas penyelamat lalu menderetkan jenazah korban untuk diidentifikasi keluarga.

Salah satu korban selamat, Joshua Binondo (21 tahun), bercerita bahwa dia bertahan bersama ayahnya untuk menjaga rumah. Ibu dan empat saudara kandungnya mendaki lereng gunung, menghindari jangkauan banjir. 

"Saya mendengar dentuman keras dan kami berlari menyelamatkan diri," kata Binondo, mengacu suara tanah yang meluncur deras ke arah desa. "Tanah berkejaran dengan saya. Lalu saya tidak ingat apa-apa lagi," tutur Binondo. 

Ayah, ibu, dan tiga saudara kandungnya tewas. Kakeknya juga hilang. Namun, satu adik perempuannya selamat. 

Warga Pilar, Anacleta Canuto (44), menyebut suara tanah longsor pada hari itu mirip dengan deru keras helikopter. Canuto selamat bersama suami dan dua anaknya, tetapi kehilangan tak kurang dari sembilan kerabat. 

Santiago Dahonog (38), nelayan Pilar, bercerita bahwa dia bergegas ke laut bersama dua saudara kandung dan keponakannya saat tanah longsor meluncur ke arah mereka.

"Kami keluar dari rumah, berlari ke air, dan mulai berenang," katanya kepada AFP. "Saya satu-satunya yang selamat."

Perahu cadik dikerahkan untuk mengevakuasi warga selamat di Pilar. Akses ke desa dengan 400 penduduk itu putus terhalang longsoran tanah. 

117 tewas

Data nasional hingga Kamis (14/4/2022) mencatat 117 orang tewas akibat tanah longsor dan banjir yang dipicu topan Megi. Puluhan orang masih hilang dan dikhawatirkan tewas. 

Provinsi Leyte merupakan yang terparah terhantam dampak topan Megi. Lahan pertanian dan kawasan nelayan hancur. Wilayah ini masuk kawasan rawan bencana, dan selalu terdampak topan, termasuk topan super Haiyan pada 2013. 

Para ilmuwan sudah berulang kali mengingatkan bahwa topan akan makin kuat seiring permukaan bumi yang menghangat karena perubahan iklim. 

Personel darurat di kotamadya Abuyog telah mengambil lusinan mayat dari desa pesisir Pilar yang hancur akibat tanah longsor pada hari Selasa.

Wali Kota Abuyog, Lemuel Traya, menyebutkan jumlah korban tewas dari Pilar tercatat mencapai 28 pada Kamis. Cuaca buruk dan lumpur tebal di lahan yang masih goyah di Pilar, menghambat pencarian korban. 

"Ini tidak akan segera berakhir, bisa berhari-hari," kata Traya seperti dikutip AFP.

Selain di Pilar, tanah longsor dan banjir juga menghantam kawasan Baybay City pada akhir pekan lalu. Setidaknya 86 orang tewas dan 117 masih hilang, termasuk 32 orang tewas dan 103 hilang dari Kantagnos. 

Di desa Bunga, 17 tewas ketika gelombang tanah basah menyapu bukit dan menghantam masyarakat tepi sungai. Hanya beberapa atap yang terlihat di lumpur yang mulai berbau daging busuk.

Tiga orang juga tenggelam di pulau utama selatan Mindanao, kata badan bencana nasional dalam pembaruan terbarunya. Namun, tiga catatan kematian lain yang dilaporkan dari Negros Oriental dikeluarkan dari perhitungan setelah dipastikan kematiannya tak terkait topan Megi.

Topan Megi melanda pada awal Pekan Suci, salah satu hari libur terpenting di negara berpenduduk mayoritas Katolik itu ketika ribuan orang melakukan perjalanan untuk mengunjungi kerabat.

Hantaman topan Megi terjadi hanya berjeda empat bulan dari topan super yang menewaskan 400 orang dan menyebabkan ratusan ribu penduduk kehilangan tempat tinggal. Filipina adalah negara yang rata-rata dilanda 20 topan dalam setahun. 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

https://www.kompas.com/global/read/2022/04/14/172003270/tragedi-topan-megi-filipina-ketika-gunung-untuk-berlindung-malah-runtuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke