Rudal Kinzhal itu digunakan untuk menghancurkan gudang senjata dan rudal di bawah tanah Ukraina barat, dekat perbatasan dengan Romania yang merupakan anggota NATO.
Menurut para analis, ini adalah kali pertama penggunaan senjata semacam itu di dunia.
Rusia sebelumnya belum pernah mengakui menggunakan senjata presisi tinggi dalam pertempuran.
Kantor berita negara Rusia RIA Novosti melaporkan, itu adalah penggunaan pertama senjata hipersonik Kinzhal (bahasa Indonesia: Belati) selama perang Rusia Ukraina.
“Sistem rudal terbang Kinzhal dengan rudal aeroballistik hipersonik menghancurkan gudang bawah tanah besar yang berisi rudal dan amunisi penerbangan di desa Deliatyn di wilayah Ivano-Frankivsk”, kata Kementerian Pertahanan Rusia pada Sabtu (19/3/2022) dikutip dari AFP.
Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia menolak berkomentar ketika dihubungi oleh AFP.
Rudal Kinzhal adalah salah satu dari serangkaian senjata baru yang diungkapkan Putin dalam pidato kenegaraannya pada tahun 2018.
Pada Juni 2021, Rusia juga pernah merilis foto peluncuran rudal Kinzhal jelang pertemuan Putin dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Video yang dirilis Moskwa menunjukkan misil itu meluncur dari kapal penjelajah di kawasan Laut Barents.
Kinzhal, yang berarti Belati, merupakan rudal yang bisa membawa hulu ledak baik konvensional maupun nuklir.
Menurut klaim Kremlin, rudal hipersonik itu bisa melaju hingga jarak lebih dari 2.000 km, dan tak bisa ditandingi Barat.
Putin menyatakan, Zircon merupakan senjata Mach 8 favoritnya untuk menyasar kota di AS jika konflik nuklir terjadi.
Rudal hipersonik dapat digunakan untuk membawa hulu ledak konvensional dengan lebih cepat dan tepat daripada rudal lainnya.
Namun, kemampuan rudal hipersonik untuk membawa senjata nuklir dapat menambah ancaman suatu negara dan meningkatkan risiko konflik nuklir.
"Ini adalah kasus pertama penggunaan senjata hipersonik dalam pertempuran di dunia," kata analis militer Vasily Kashin kepada AFP.
Rusia memimpin perlombaan senjata hipersonik, diikuti oleh China dan Amerika Serikat, serta beberapa negara lain sedang mengerjakan teknologinya.
Kashin yang merupakan kepala Pusat Studi Eropa dan Internasional Komprehensif di Sekolah Tinggi Ekonomi Moskwa melanjutkan, dibandingkan dengan rudal jelajah, senjata hipersonik lebih efisien dalam menghancurkan situs gudang bawah tanah.
“Sebuah rudal hipersonik dapat memiliki penetrasi dan daya rusak yang lebih tinggi karena kecepatannya yang sangat tinggi,” katanya.
Seperti rudal jelajah yang jauh lebih lambat dan sering kali subsonik, rudal hipersonik dapat bermanuver sehingga membuatnya lebih sulit dilacak dan dicegat.
https://www.kompas.com/global/read/2022/03/20/073500170/spek-rudal-hipersonik-kinzhal-rusia--terbang-10-kali-kecepatan-suara-bisa