OTTAWA, KOMPAS.com - Ibu Kota Kanada menyatakan keadaan darurat sebagai tanggapan atas protes pengemudi truk terhadap pembatasan Covid, yang telah berlangsung lebih dari seminggu.
Wali Kota Ottawa Jim Watson mengatakan kota itu benar-benar di luar kendali, dengan jumlah demonstran melebihi polisi.
Menurut dia, aksi unjuk rasa tersebut mengancam keselamatan dan keamanan warga.
Pengemudi truk telah melumpuhkan pusat kota Ottawa dengan kendaraan dan tenda menghalangi jalan.
"Konvoi Kebebasan" dimulai sebagai gerakan menentang persyaratan pemerintah agar pengemudi truk wajib menerima vaksin Covid-19.
Watson belum memberikan perincian tentang tindakan apa yang mungkin dia terapkan.
Namun dilansir dari BBC, polisi mengatakan pada Minggu (6/2/2022) sore, mereka akan meningkatkan penegakan hukum, termasuk kemungkinan penangkapan orang yang berusaha membantu para pengunjuk rasa.
Sebuah pernyataan dari otoritas kota mengatakan keadaan darurat "mencerminkan bahaya dan ancaman serius terhadap keselamatan dan keamanan penduduk, yang ditimbulkan oleh demonstrasi yang sedang berlangsung dan menyoroti perlunya dukungan dari yurisdiksi dan tingkat pemerintahan lain".
Beberapa warga Ottawa keberatan dengan demonstrasi tersebut.
Keluhan berkisar dari truk yang mogok yang menghambat lalu lintas, munculnya bangunan kayu darurat di taman kota hingga kehilangan pendapatan dan ketakutan akan pelecehan dan bahkan kekerasan.
Sebagai tanggapan, penyelenggara “Freedom Convoy” berjanji untuk melakukan protes secara damai dan menghormati hukum, tetapi juga tetap untuk "bertahan selama diperlukan".
Sebuah jajak pendapat baru-baru ini oleh Abacus Data menemukan 68 persen orang Kanada merasa mereka "tidak sependapat" dengan para pengunjuk rasa, sementara 32 persen mengatakan mereka "sependapat" dengan para pengemudi truk.
GoFundMe mengatakan pada Jumat (4/2/2022) akan menahan jutaan dolar yang dikumpulkan untuk para pengemudi truk, mengutip laporan polisi tentang kekerasan.
https://www.kompas.com/global/read/2022/02/07/113500770/konvoi-truk-tolak-pembatasan-covid-jadi-tak-terkendali-ottawa-umumkan