Sejak meletus pada Minggu (19/9/2021), gunung berapi Cumbre Vieja menghancurkan lebih dari 3.000 properti dan ratusan hektar lahan pertanian di Pulau Canary.
Lebih dari 7.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka saat lava mendekat.
Tetapi setelah 10 hari aktivitas lebih tenang, pihak berwenang memutuskan gunung berapi itu tidak akan berkobar lagi.
"Apa yang ingin saya katakan hari ini dapat dikatakan hanya dengan kata-kata: Letusan sudah berakhir," kata kepala keamanan regional Kepulauan Canary Julio Perez melansir BBC.
Tidak ada gempa bumi sejak 13 Desember - periode terpanjang tanpa aktivitas apa pun sejak erupsi gunung berapi dimulai.
Tetapi Perez mengatakan para ahli ingin memastikan letusan telah berhenti sebelum menyatakan itu berakhir pada Hari Natal.
Tidak ada cedera atau kematian yang dikaitkan dengan letusan di pulau itu, tempat sekitar 80.000 orang tinggal.
Tetapi lebih dari 1.300 rumah telah hancur, serta gereja, sekolah, dan petak-petak perkebunan pisang.
Lahar panas tumpah hingga ke laut sehingga menambah ukuran pulau, merebus air laut dan melepaskan gas beracun belerang dioksida.
Gas memaksa banyak orang di pulau itu untuk tetap dikurung di rumah mereka.
Letusan juga mengganggu tahap akhir musim turis musim panas karena banyak penerbangan dibatalkan dan resor ditutup.
Itu adalah letusan pertama di La Palma sejak 1971, dan yang terpanjang yang pernah tercatat di pulau itu.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menggambarkan berita itu sebagai "hadiah Natal terbaik".
"Kami akan terus bekerja sama, semua institusi, untuk meluncurkan kembali pulau indah La Palma dan memperbaiki kerusakan yang disebabkan," kicaunya di Twitter.
Pemerintah Spanyol telah menjanjikan 225 juta euro (Rp 3,6 triliun) untuk membantu orang-orang yang tinggal di pulau itu.
https://www.kompas.com/global/read/2021/12/26/073500370/tiga-bulan-muntahkan-lahar-panas-erupsi-gunung-di-la-palma-dinyatakan