Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simpan Jasad, Yakin Jiwa Kerabatnya Belum Pergi, Keluarga Jepang Tak Jadi Dihukum

LONDON, KOMPAS.com - Sebuah keluarga Jepang yang dituduh menyembunyikan 'mumi' jasad kerabatnya di rumah selama enam minggu setelah kematiannya tidak akan dituntut.

Rina Yasutake, 49 tahun, seorang seniman berbakat yang diduga pernah kuliah di Universitas Cambridge, ditemukan terbaring di kasur di sebuah pondok bertingkat di Helmsley, North Yorkshire, pada September 2018.

Dia sudah dalam keadaan membusuk tingkat lanjut, karena disimpan hingga enam minggu setelah kematiannya oleh ibunya Michiko Yasutake, 78 tahun, saudara perempuan Yoshika Yasutake, 55 tahun, dan saudara laki-laki Takahiro Yasutake, 49 tahun.

Petugas Kepolisian North Yorkshire menemukan kasus itu setelah diberi tahu oleh staf apotek setempat. Dia mengatakan keluarga itu membeli alkohol dalam jumlah besar dan 'berbau mayat', kata pengadilan melansir Daily Mail pada Rabu (10/11/2021).

Michiko, Yoshika dan Takahiro mengaku tidak bersalah karena mencegah penguburan mayat yang sah dan layak tanpa alasan yang sah pada Oktober tahun lalu.

Tapi Sean Morris, hakim York, memutuskan pada Selasa (9/11/2021) bahwa tuduhan terhadap tiga terdakwa harus ada diarsipkan.

"Ketiga terdakwa ini menderita penyakit mental yang sangat langka yang telah menciptakan situasi unik bagi pengadilan pidana," kata hakim.

Crown Prosecution Service tidak memberikan bukti di Pengadilan York Crown. Jonathan Sandiford QC mengatakan tidak ada kepentingan publik untuk melanjutkan persidangan.

Diyakini bahwa Rina telah meninggal sekitar enam minggu sebelum dia ditemukan. Polisi North Yorkshire tidak mengungkapkan rincian tentang bagaimana dia meninggal.

Operasi polisi besar-besaran diluncurkan di Helmsley setelah jenazahnya ditemukan, dengan polisi forensik memeriksa properti itu selama berhari-hari pada September 2018.

Penduduk setempat menggambarkan keluarga itu sebagai tertutup. Banyak yang tidak menyadari bahwa Rina tinggal di rumah tersebut, karena dia tidak pernah terlihat di kota.

Pada Selasa (9/11/2021), Sandiford mengatakan hukuman apa pun setelah persidangan akan terbatas pada perintah pengawasan atau pembebasan mutlak.

Tuduhan yang mereka hadapi merupakan tindak pidana menurut hukum secara umum, yang dalam beberapa kasus dapat diancam dengan pidana penjara paling lama seumur hidup, atau denda yang tidak terbatas atau keduanya.

Tapi, Hakim Morris memutuskan dakwaan akan dibiarkan dalam arsip dengan pengertian bahwa ketiga terdakwa akan menerima pemeriksaan kesejahteraan atau kunjungan oleh layanan sosial atau polisi.

Ketiga terdakwa menyetujui perintah itu.

Hakim Morris menambahkan: "Sudah diketahui bahwa jika kasus ini diadili, penuntut tidak akan menghalangi juri memberikan vonis tidak bersalah dengan alasan gangguan mental."

Tahun lalu, penghormatan diberikan kepada Rina setelah penemuan tubuhnya. Mantan teman sekelasnya Sarah Matthews menggambarkannya sebagai 'remaja pekerja keras' dan 'artis luar biasa'.

Matthews mengaku menghadiri sekolah asrama independen Queen Mary, untuk anak perempuan di perkebunan Duncombe Park dekat Helmsley, bersama Rina dari September 1980 hingga Juli 1986.

“Saya berbagi asrama selama dua tahun dengan Rina dan murid lain. Rina adalah seorang remaja pekerja keras dengan masa depan akademis yang cerah, dia adalah seniman yang luar biasa dan gadis yang cantik,” kata dia.

Menurutnya, Rina adalah orang yang pendiam dan rajin belajar, tapi dia memiliki selera humor yang bagus. Dia juga berpartisipasi dalam semua aspek kehidupan sekolah. “Saya sangat terkejut dan sedih dengan kematiannya.”

Matthews mengatakan Rina sangat cerdas secra akademis di sekolah dan memenangkan beasiswa pada 1986 di Wycombe Abbey School di Buckinghamshire, dalam mata pelajaran sejarah, Inggris, Latin dan Yunani.

Matthews mengatakan, setelah selesai pendidikan Wycombe Abbey, Rina diyakini kuliah di Universitas Cambridge.

Rina dan keluarganya tinggal di Nunnington, North Yorkshire, sebelum pindah ke Helmsley pada 1998, tambahnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/11/11/182153170/simpan-jasad-yakin-jiwa-kerabatnya-belum-pergi-keluarga-jepang-tak-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke