BEIJING, KOMPAS.com - Khawatir penampilannya akan mengurangi peluang dalam masyarakat China yang kompetitif, Xia Shurong memutuskan untuk menjalani operasi bedah plastik untuk membentuk kembali hidungnya.
Dia merupakan satu dari jutaan pria muda di negara itu yang beralih ke operasi kosmetik.
Peneliti berusia 27 tahun itu menginginkan prosedur medis untuk mengubah penampilannya dari "kutu buku" menjadi sesuatu yang menurutnya akan meningkatkan peluang hidupnya.
Standar kecantikan di China bisa sangat ketat, mulai dari tekanan pada warna kulit, bentuk mata dan hidung hingga tampilan kontroversial "daging segar muda", kata kunci yang digunakan untuk menggambarkan pria muda tampan dengan fitur halus.
"Saya merasa saya harus menjadi 'daging segar' di usia saya, tapi saya sudah terlihat seperti paman setengah baya," jelas Xia malansir AFP pada Kamis (9/9/2021).
AFP bertemu Xia di Beijing saat dia sedang mempersiapkan operasi untuk menonjolkan wajahnya. Dia menghabiskan 40.000 yuan (Rp 88 juta) untuk prosedur filler wajah awal tahun ini.
"Saya dibesarkan di pedesaan, wajah saya gelap, kulit saya buruk, saya pikir penampilan saya secara umum tidak baik," katanya sembari mengaku dia telah lama berencana mengubah wajahnya.
"Saya selalu merasa rendah diri," tambahnya.
Popularitas intens media sosial China, penuh dengan tren dalam prosedur kosmetik, "tutorial" kecantikan, dan saran tentang bagaimana menjadi "cantik". Hal ini telah menambah tekanan bagi banyak orang.
Semakin banyak pria berpendidikan di China memilih prosedur estetika dan bedah untuk memberi mereka keunggulan.
Menurut iResearch, sekitar 17 persen pekerja kerah putih pria di China menjalani perawatan kosmetik. Sebagian besar pria menjalani prosedur pertama mereka sebelum usia 30 tahun.
Mengubah nasibku
Xia Zhengyi, dokter yang melakukan prosedur Xia, mengaku telah melihat peningkatan pria muda yang datang kepadanya untuk menjadi prosedur kecantikan.
"Operasi dapat mengubah ekspresi wajah dan memberi orang perasaan keintiman, yang baik untuk hubungan Anda dengan orang lain," katanya.
Rose Han, dari grup investasi BeauCare Clinics, mengatakan pegawai negeri sipil pria China memilih prosedur kecantikan, karena mereka khawatir terlihat lelah atau tua dapat berarti kehilangan promosi.
Pria berusia dua puluhan paling tertarik pada operasi rekonstruksi mata dan hidung, menurut aplikasi operasi So Young, mengutip survei terhadap 8,9 juta pengguna aktif bulanan mereka.
"Ini tidak seperti membeli tas tangan Gucci, ini memberi diri Anda kesempatan. Keyakinan akan membawa perubahan pada pekerjaan dan hidup saya," kata Xia.
Rata-rata pendapatan disposabel nasional China meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2010 menurut data pemerintah, dan peningkatan kekayaan di antara kelas menengah China juga telah memicu minat akan prosedur kecantikan ini.
Zhang Xiaoma meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan IT untuk menjadi influencer media sosial penuh waktu setelah berbagi pengalamannya sendiri tentang operasi kosmetik.
"Anda dapat melakukan lebih banyak pekerjaan di depan kamera, jika Anda menjadi lebih menarik," kata Zhang.
Prosedur yang Zhang lakukan termasuk "telinga peri". Prosedur itu dilakukan dengan mengisi telinga dengan asam hialuronat agar terlihat lebih menonjol sementara wajah tampak lebih kecil.
Model Nai Wen telah menjalani lebih dari 60 prosedur di wajahnya, termasuk perawatan laser, dan percaya bahwa operasi kosmetik "mengubah nasibnya".
"Ini sama nyamannya dengan masker wajah - sungguh menakjubkan bahwa Anda dapat menambah usia Anda tetapi tidak menjadi tua." katanya kepada AFP.
Stigma dan keluhan
Industri bedah kosmetik China sekarang bernilai 197 miliar yuan (Rp 434,8 triliun) -- naik dari 64,8 miliar yuan (Rp 143 triliun) pada 2015, menurut iResearch.
Tetapi pertumbuhan permintaan yang cepat datang pada saat pihak berwenang khawatir negara itu menghadapi "krisis maskulinitas".
Beijing telah mengkritik tampilan "daging segar muda", dan telah mengusulkan peningkatan kelas pendidikan jasmani untuk anak laki-laki. Maksudnya untuk mendorong bentuk maskulinitas yang lebih "tradisional" di masyarakat.
Awal bulan ini, siaran reguler memerintahkan saluran TV untuk menolak menampilkan "estetika abnormal" seperti pria "banci" di layar.
Ada juga masalah keamanan dan kualitas. Asosiasi Konsumen Nasional mencatat lebih dari 7.200 keluhan yang berkaitan dengan industri kosmetik.
Xiaoran, seorang influencer online berusia 33 tahun, meninggal karena infeksi serius setelah menjalani sedot lemak, media pemerintah melaporkan pada Juli.
Klinik tempat dia menjalani operasi telah ditutup, menurut laporan Global Times yang dikelola pemerintah.
Sementara itu, Gambar yang dibagikan oleh aktor Gao Liu tahun ini menjadi viral di media China, menunjukkan daging mati dan menghitam di hidungnya setelah kesalahan operasi.
Kritikus percaya perlu ada regulasi yang lebih baik.
Model Nai mengakui ada risiko bahwa operasi kosmetik menjadi "adiktif”. “Anda tidak bisa menerima diri yang jelek," ujarnya.
Setelah operasi selama satu jam di Beijing, Xia Shurong memeriksa wajahnya di cermin genggam, berputar dari sisi ke sisi.
"Rasanya sedikit berbeda, tapi tidak seperti yang saya harapkan. Saya pikir mencapai tampilan yang sempurna mungkin membutuhkan waktu," ujarnya.
https://www.kompas.com/global/read/2021/09/09/151311870/ingin-peluang-hidup-lebih-baik-pria-muda-china-memilih-permak-wajah