Kepastian itu didapatkan setelah Abdul Salam Hanafi, anggota badan politik milisi di Doha, menelepon Wakil Menteri Luar Negeri Wu Jianghao.
Juru bicara Suhail Shaheen menerangkan, Wu menjanjikan Beijing akan mempertahankan misi diplomatiknya di Kabul.
Suhail juga mengatakan hubungan antara Taliban dengan "Negeri Panda" akan meningkat dibandingkan sebelumnya.
"Afghanistan akan memainkan peranan penting dalam keamanan dan pengembangan kawasan," kata Suhail dilansir AFP Kamis (2/9/2021).
Suhail juga mengeklaim, China berjanji bakal meningkatkan bantuan kemanusiaan, terutama berkaitan dengan penanganan Covid-19.
Kebanyakan negara memilih menunggu sebelum berdialog dengan Taliban, yang naik ke pucuk kekuasaan pada 15 Agustus.
Beijing sendiri mengecam penarikan pasukan AS, yang mereka anggap tergesa-gesa dan tidak melalui perencanaan yang matang.
Pemerintahan Presiden Xi Jinping mengaku siap untuk memperdalam hubungan "persahabatan dan kooperatif" dengan milisi.
Kedutaan Besar China di Kabul dilaporkan masih beroperasi, meski mereka sempat melakukan evakuasi karena situasi yang memburuk.
Meski begitu, "Negeri Panda" masih belum memberikan pengakuan karena kekhawatiran kelompok itu memberi sokongan kepada Uighur.
Analis menerangkan, mempertahankan kestabilan relasi memberikan China akses terhadap pengaruh dan infrastruktur di sana.
Sementara Taliban memandang rival AS di dunia tersebut sebagai sumber investasi dan ekopnomi krusial mereka.
Apalagi, perusahaan-perusahaan di China sudah mulai melirik tambang tembaga dan lithium yang luas di Afghanistan.
Meski begitu, pakar menjelaskan situasi yang masih belum kondusif membuat mereka tidak akan segera menggelontorkan investasi.
https://www.kompas.com/global/read/2021/09/03/123526070/taliban-china-berjanji-pertahankan-kedutaannya-di-afghanistan