Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

ASEAN Ulang Tahun ke-54, Siapa Saja 5 Tokoh Penting yang Membentuknya?

KOMPAS.com - Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara didirikan lewat inisiatif lima tokoh pada 8 Agustus 1967.

Dilansir dari situs ASEAN, terbentuknya organisasi ini terjadi setelah Perang Dunia II berakhir dan dunia memasuki Perang Dingin.

Di pertengahan 1950-an, pertarungan ideologi mendorong terbentuknya Southeast Asia Treaty Organization (SEATO).

Selain SEATO, ada pula Association of Southeast Asia (ASA) yang berdiri pada 1961. Kemudian MAPHILINDO, yang terdiri dari Malaysia, Filipina, dan Indonesia yang didirikan pada 1963.

Organisasi-organisasi itu didirikan untuk memperkuat hubungan antarnegara tetangga. Sayangnya, tak ada yang awet karena konflik di internal masing-masing organisasi.

Selain itu, negara yang bergabung pun terlampau sedikit. Ini menjadi keprihatinan Menteri Luar Negeri Thailand, Thanat Khoman.

Khoman pun mengajak perwakilan negara tetangga membentuk sebuah asosiasi yang lebih inklusif dan benar-benar mewakili Asia Tenggara.

Khoman dan sejumlah sosok penting ini pun menandatangani Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967, yang melandasi berdirinya ASEAN.

Seperti diulas KOMPAS.com, Kelima menteri luar negeri berikut, kini dikenang sebagai pendiri ASEAN.

Thanat Khoman (Thailand)

Dilansir dari New York Times, Thanat Khoman adalah seorang diplomat.

Di era Perang Dingin, Khoman menjadi duta besar AS. Khoman menjabat Menteri Luar Negeri Thailand dari 1959 hingga 1971.

Pada 1967, Khoman mengundang menteri luar negeri tetangga yakni Adam Malik dari Indonesia, Narciso Ramos dari Filipina, Rajaratnam dari Singapura, dan Tun Abdul Razak dari Malaysia.

Pertemuan mereka jadi cikal bakal berdirinya ASEAN.

Di tahun 1980, dia diangkat menjadi wakil perdana menteri. Khoman meninggal pada 3 Maret 2016 di usia 101 tahun.

Adam Malik (Indonesia)

Adam Malik memulai karirnya sebagai wartawan. Pada 1937, Adam Malik dan rekan-rekannya mendirikan ANTARA yang kelak menjadi kantor berita nasional.

Ia terlibat dalam kemerdekaan dan mendirikan partai MURBA.

Pada Adam 1959 ia menjadi duta besar Indonesia untuk Uni Soviet dan Polandia.

Di era Presiden Soekarno, Adam Malik juga sempat menjabat Menteri Perdagangan sebelum menjadi Menko Pelaksana Ekonomi Terpimpin.

Memasuki Orde Baru, Adam Malik diberi jabatan Menteri Luar Negeri. Adam Malik yang dijuluki "Si Kancil" lalu ini mendampingi Presiden Soeharto pada periode 1978-1983.

Ia meninggal pada 5 September 1984 atau setahun setelah tidak menjabat sebagai wakil presiden.

Narciso Ramos (Filipina)

Sama seperti Adam Malik, Narciso Ramos juga mengawali karir sebagai wartawan.

Ketika Filipina diduduki Jepang pada 1042, Ramos bergabung bersama kelompok pejuang dan menolak kerja sama dengan Jepang.

Setelah Filipina merdeka pada 1946, Ramos diberi mandat menjadi diplomat. Ia menduduki kursi duta besar di Argentina.

Ramos juga bergabung bersama Indonesia untuk menguatkan Gerakan Non-Blok.

Kemudian pada 1965, Ramos diangkat sebagai Sekretatis Luar Negeri.

Keberhasilannya yakni ikut mendirikan ASEAN. Ia menyelesaikan jabatannya setahun kemudian.

Anaknya, Fidel Ramos, adalah Presiden Filipina ke-12 Filipina.

S Rajaratnam (Singapura)

Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Kebudayaan (1959) Pada 1965, Rajaratnam diangkat sebagai Menteri Luar Negeri.

Di tahun itu, Singapura memerdekakan diri dari Inggris. Rajaratnam menulis Ikrar Kebangsaan Singapura setahun setelah kemerdekaan.

Setelah menjabat Menteri Luar Negeri, Rajaratnam menduduki kursi Menteri Tenaga Kerja (1968-1971) kemudian Wakil Perdana Menteri pada 1980 hingga 1985.

Dia juga ditunjuk sebagai Menteri Senior sebelum pensiun pada 1988.

Tun Abdul Razak (Malaysia)

Dikutip dari situs Yayasan Kepemimpinan Perdana, Tun Haji Abdul Razak bin Datuk Haji Hussein Al-Haj memiliki karir cemerlang.

Di tahun 1955, di usia 33 tahun, Abdul Razak diangkat menjadi Menteri Besar Pahang.

Ia kemudian menjabat Menteri Pendidikan dan ikut memerdekakan Malaysia pada 1956 hingga 1957.

Setelah Pemilu 1959, Abdul Razak diangkat menjadi Menteri Pembangunan Luar Kota di samping menjabat Wakil Perdana Menteri Malaysia dan Menteri Pertahanan Malaysia.

Puncaknya pada 1970, Abdul Razak naik sebagai Perdana Menteri Malaysia.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/08/160418370/asean-ulang-tahun-ke-54-siapa-saja-5-tokoh-penting-yang-membentuknya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke