Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Konflik Gaza Picu Peningkatan Anti-Semitisme dan Insiden Kebencian di Inggris

LONDON, KOMPAS.com - Konflik Gaza yang pecah pada Mei lalu, menghasilkan rekor tertinggi insiden kebencian anti-Yahudi atau anti-Semitisme di Inggris.

Ini menurut sebuah badan amal yang memantau anti-Semitisme dan memberikan keamanan bagi kelompok-kelompok Yahudi Inggris.

Dilansir Guardian, Community Security Trust (CST) mencatat ada 1.308 insiden secara nasional antara Januari dan Juni 2021.

Insiden diklaim meningkat 49 persen pada periode yang sama tahun 2020, dan mencapai rekor tertinggi pada paruh pertama tahun ini.

CST mengatakan bahwa peningkatan tersebut dipicu reaksi anti-Semitisme terhadap eskalasi kekerasan di Israel dan Gaza.

Hal ini serupa dengan yang tercatat pada tahun 2014, sebagai akibat dari gejolak konflik.

“Tahun ini orang Yahudi Inggris telah mendapat tingkat kebencian yang lebih buruk dari apa pun yang terlihat dalam beberapa dekade terakhir," ujar Mark Gardner, Kepala Eksekutif CST.

"Beberapa pelecehan yang menargetkan kaum muda, sangat memalukan."

“Ke depan, CST akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi komunitas Yahudi kami, dan memberi mereka keamanan dan kenyamanan yang mereka butuhkan,” tambahnya.

CST mencatat rekor bulanan 639 insiden anti-Semit pada bulan Mei, terhitung 49 persen dari semua yang tercatat pada paruh pertama tahun 2021

Ini dengan sendirinya merupakan rekor penghitungan enam bulan untuk setiap tahun, sebelum 2017.

Ada juga lonjakan besar di sekolah, dengan 130 insiden anti-Yahudi yang tercatat. Ini jadi yang terbesar di paruh pertama yang dihitung tiap tahunnya.

Insiden kebencian mengalami peningkatan 491 persen dari yang sebelumnya hanya 22 persen saja, yang tercatat dalam enam bulan pertama tahun 2020.

Jenis bahasa dan citra yang paling umum digunakan dalam insiden terbaru merujuk pada konflik di Timur Tengah, yang menunjukkan motivasi politik anti-Zionis, menurut CST.

Empat puluh tiga insiden secara langsung membandingkan Israel dengan Nazi Jerman, dan istilah "Zionisme" atau "Zionis" digunakan dalam 68 insiden, seringkali sebagai eufemisme untuk "Yahudi".

Pelanggar menggunakan wacana sayap kanan atau terkait Nazi dalam 277 insiden.

Lonjakan insiden juga bertepatan dengan pelonggaran pembatasan Covid-19 dan melanjutkan pola di mana puncak dan palung anti-Semitisme yang tercatat sesuai dengan beratnya pembatasan pemerintah terhadap aktivitas publik atau kolektif.

CST menerima laporan 89 insiden pada Januari 2021, angka bulanan terendah sejak Desember 2017, ketika ada 86 insiden.

CST mengatakan ada kemungkinan bahwa pelonggaran peraturan sosial, bertepatan dengan konflik di Israel dan Gaza, yakni subjek yang memicu respons emosional yang kuat.

Hal ini telah memberi orang-orang potensi pembebasan dari frustrasi yang disebabkan penguncian selama berbulan-bulan.

Badan amal itu juga mengatakan pandemi telah membuat mereka yang ingin menyebarkan kebencian anti-Yahudi, menemukan cara baru.

CST menerima 13 laporan tentang acara konferensi video yang dibajak dengan materi anti-Semit pada paruh pertama tahun 2021.

“Zoombombing” ini tidak pernah terdengar sebelum wabah Covid-19," klaim CST.

"Tetapi inj dengan cepat menjadi metode di mana “anti-Semit dapat memanfaatkan realitas sosial yang baru," tambahnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/05/161058770/konflik-gaza-picu-peningkatan-anti-semitisme-dan-insiden-kebencian-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke