Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meksiko Adakan Referendum untuk Selidiki Kejahatan Mantan Presiden Selama Menjabat

MEXICO CITY, KOMPAS.com - Orang-orang Meksiko mulai memberikan suara dalam sebuah referendum yang dipromosikan oleh Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, tentang apakah akan menyelidiki mantan presiden atas tuduhan korupsi, tapi para ahli mengkritik pemungutan suara itu sebagai aksi politik.

Lopez Obrador, yang dikenal luas sebagai AMLO, menganggap pemerintahan sebelumnya sebagai sangat korup, dan menjadikan pemberantasan praktik tersebut sebagai prioritas utamanya.

Tetapi para kritikus mengatakan Presiden Meksiko berharap untuk menggunakan konsultasi tersebut untuk memperkuat basisnya, dan bahwa tidak mungkin mengumpulkan cukup suara untuk menjadi sah.

Agar referendum itu bisa mengikat, diperlukan partisipasi 37,4 juta orang setara 40 persen dari daftar pemilih Meksiko.

Jajak pendapat dibuka pada pukul 8 pagi waktu setempat pada Minggu (1/8/2021), dan akan ditutup pada pukul 6 sore. Hasilnya diharapkan akan diketahui dalam dua atau tiga hari.

“Walaupun suara ‘setuju’ mungkin menang hingga 90 persen, akan sulit untuk mencapai jumlah pemilih bahkan 30 persen,” kata Roy Campos, direktur perusahaan jajak pendapat Mitofsky.

“Perundingan telah menjadi ideologis. Pendukung presiden adalah orang-orang yang ingin pergi memberikan suaranya, dan memilih setuju,” kata Campos kepada kantor berita Reuters.

Pandangan itu digaungkan juga oleh Jose Antonio Crespo, seorang analis politik di Pusat Penelitian dan Pelatihan Ekonomi Meksiko, yang menyebut referendum itu “benar-benar untuk menguji politik dan liputan media”.

Crespo juga menyoroti bahwa hasil dari pertanyaan pemungutan suara tidak diragukan.

"Pertanyaannya bukan apakah opsi 'setuju' akan menang, kita tahu bahwa 90 persen atau lebih akan memilih ya," kata Crespo melansir Al Jazeera.

“Pertanyaannya adalah, berapa banyak orang yang akan berpartisipasi untuk memilih? Banyak dari kita tidak ingin digunakan dalam manipulasi. Ini akan menjadi indikator berapa banyak orang yang masih mendukung Lopez Obrador, dan seberapa besar kapasitas yang dia miliki untuk memobilisasi orang.”

Menurut survei baru-baru ini oleh surat kabar El Financiero, 77 persen responden mengatakan mereka akan mendukung proposal untuk menyelidiki mantan pemimpin. Tetapi hanya 31 persen orang yang mengatakan mereka akan memilih.

Rosario Gomez termasuk di antara mereka yang berencana memberikan suara di salah satu dari 57.000 kotak suara yang didirikan oleh lembaga pemilihan, dibandingkan dengan lebih dari 160.000 untuk pemilihan legislatif dan lokal pada Juni.

"Sudah waktunya pencuri ini membayar!" kata penjual pasar berusia 52 tahun itu.

Lopez Obrador menyalahkan mantan pemimpin Carlos Salinas, Ernesto Zedillo, Vicente Fox, Felipe Calderon dan Enrique Pena Nieto, yang pemerintahannya berlangsung dari 1988 hingga 2018.

Mereka disebut telah memperburuk banyak kesengsaraan Meksiko, dari kemiskinan hingga ketidakamanan.

“Masyarakat menginginkan demokrasi partisipatif, bukan hanya demokrasi perwakilan,” kata presiden yang menjabat 2018 setelah memenangkan pertaruhan ketiganya untuk kursi tertinggi di Meksiko.

“Anda harus memiliki keyakinan pada rakyat, Anda harus memiliki keyakinan pada rakyat dan pilihan bebas mereka, jangan takut pada rakyat.”

Presiden awalnya menginginkan referendum untuk menanyakan kepada pemilih: apakah mereka ingin mantan presiden diadili. Tetapi Mahkamah Agung Meksiko memerintahkan formulasi yang lebih longgar untuk melindungi proses hukum dan asas praduga tak bersalah.

Pertanyaan referendum akhirnya berbunyi: “Apakah Anda setuju atau tidak bahwa tindakan yang bersangkutan, sesuai dengan kerangka konstitusional dan hukum, menjalani proses klarifikasi keputusan politik yang dibuat dalam beberapa tahun terakhir oleh aktor politik, yang bertujuan untuk menjamin keadilan dan hak-hak calon korban?”

Pemerintah Lopez Obrador belum merinci proses apa yang akan dilakukan setelahnya.

Menurut Campos, Undang-undang pembatasan peradilan telah kedaluwarsa untuk beberapa tuduhan, yang berpotensi melibatkan mantan presiden. Referendum ini dapat mengarah pada pembentukan komisi kebenaran, daripada tindakan hukum.

Tapi mantan presiden dapat diadili seperti warga negara lainnya dan kritikus berpendapat bahwa referendum tidak perlu.

“Menunggu hasil konsultasi membuat keadilan menjadi sirkus politik,” kata Jose Miguel Vivanco, direktur Human Rights Watch Amerika.

Lawan lainnya mengatakan dalam sebuah slogan: "Hukum harus diterapkan, bukan untuk pemungutan suara."

Fox, yang menjadi presiden dari 2000 hingga 2006 dan merupakan pengkritik vokal Lopez Obrador. Dia telah mendesak orang-orang Meksiko untuk tinggal di rumah. "Mari kita tidak menikmati lelucon ini," tulisnya di Twitter.

Meksiko berada di peringkat 124 dari 179 pada Indeks Persepsi Korupsi dunia Transparency International.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/02/104949970/meksiko-adakan-referendum-untuk-selidiki-kejahatan-mantan-presiden-selama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke