Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rusia Uji Coba S-500 Prometheus, Diklaim Bisa Rontokkan Rudal Hipersonik

Video yang dirilis Kremlin menyiratkan peringatan kepada AS, Perang Dunia 3 bisa terjadi jika ada senjata nuklir yang ditempatkan di Eropa.

Rekaman itu menayangkan roket raksasa ditembakkan dari tabung kembar yang ditempatkan dalam posisi vertikal.

Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim, misil 77N6-N itu sukses menghantam target balistik di Kapustin Yar, Laut Kaspia.

Sistem pertahanan S-500 darat ke udara diklaim Kremlin didesain untuk merontokkan target hingga ketinggian 201 km.

Peluru kendali 77N6-N disebut bisa merontokkan targe hipersonik yang terbang hingga 17.702 km per jam.

Misil itu dipandu dengan sistem radar pelacak yang disempurnakan dari mobil komando, dilansir The Sun Selasa (20/7/2021).

Mayor Jenderal Babakov, Komandan Pasukan Roket Rusia menyatakan, S-500 Prometheus bisa mencegat senjata hipersonik apa pun.

"Termasuk yang sudah dimodifikasi di luar angkasa seperti balistik atau senjata pintar. Bisa dikatakan sistem ini unik," klaimnya.

Sistem tersebut disebut bisa mengejar target balistik dari jarak 603 km, dan jet tempur hingga 498 km.

Pada 2018, uji coba yang dilakukan berhasil memecahkan rekor dunia, dengan sistem itu bisa mencegat target hingga jarak 482 km.

Babakov melanjutkan, dua rudal sengaja ditembakkan untuk memastikan targetnya "terbunuh".

Perlombaan senjata

Presiden Vladimir Putin sebelumnya menyatakan, dia berharap sistem pertahanan itu bisa ditempatkan secepatnya, paling lambat tahun ini.

"Target selanjutnya adalah mengirim S-500 ke pasukan, setelah serangkaian uji coba berbuah kesuksesan," kata dia.

Keberadaan Prometheus merupakan babak terbaru modernisasi militer Rusia, meski ekonomi mereka tengah mengendur.

Sebelumnya, Putin juga memperkenalkan senjata hipersonik lain sebagai peringatan kepada Barat.

Antara lain rudal penjelajah Zircon, yang bisa membawa hulu ledak nuklir dan mampu menjangkau target hingg lebih dari 250 km.

"Negeri Beruang Merah" memeringatkan AS, konflik skala besar bisa terjadi jika ada senjata nuklir yang ditempatkan di "Benua Biru".

Juru bicara Pentagon John Kirby merespons dengan menyatakan, justru Moskwa yang harusnya berkaca atas ucapan mereka.

"Sangat penting diketahui bahwa misil hipersonik yang justru berpotensi mengancam stabilitas dan menimbulkan ancaman," ujar Kirby.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/21/152248670/rusia-uji-coba-s-500-prometheus-diklaim-bisa-rontokkan-rudal-hipersonik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke