Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AS Izinkan Iran Pakai Dana Beku yang Kena Sanksi untuk Bayar Utangnya

Pernyataan tersebut disampaikan Rabu (14/7/2021), seiring pembicaraan yang berlarut-larut untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang mengharapkan keringanan sanksi.

AS mempertahankan sanksi besar-besaran terhadap rezim ulama Iran. Artinya perusahaan yang berurusan dengan banyak rekening bank di Iran, bisa berurusan dengan hukum di ekonomi terbesar di dunia itu.

Kementerian Luar Negeri AS (Kemlu AS) mengatakan telah membiarkan perusahaan Jepang dan Korea Selatan menerima pembayaran dari rekening Iran yang ditargetkan AS.

Transaksi tersebut untuk membayar ekspor yang dikirim sebelum pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump mulai memberlakukan sanksi terberatnya pada 2019.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menandatangani pengabaian (sanksi) sebelumnya dan telah memperpanjangnya selama 90 hari, karena "transaksi pembayaran ini terkadang memakan waktu," kata juru bicara Kemlu AS melansir AFP pada Rabu (14/7/2021).

"Untuk lebih jelasnya: Pengabaian tidak memungkinkan transfer dana apa pun ke Iran."

Juru bicara itu mengatakan tujuan pengabaian sanksi adalah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan-perusahaan di Jepang dan Korea Selatan, menghormati aliansi dan sebagai "dukungan atas semua sanksi AS dan PBB."

Korea Selatan dan pada tingkat lebih rendah Jepang, keduanya adalah eksportir teknologi utama Iran. Mereka memegang miliaran dollar aset dari Iran, yang macet sejak sanksi Trump.

Korea Selatan mengatakan pada April bahwa mereka telah menyelesaikan perselisihan lebih dari 7 miliar dollar AS (Rp 101 triliun), yang diblokir dari Iran tetapi telah menunggu lampu hijau AS.

Jepang, Korea Selatan dan mitra AS lainnya, terutama India, enggan berhenti membeli minyak dari Iran setelah Trump memberlakukan embargo sepihak dengan ancaman menghukum siapa pun yang membeli dari Teheran.

Trump telah bersumpah untuk membuat Iran bertekuk lutut melalui tekanan maksimum, setelah dia keluar dari kesepakatan yang dinegosiasikan oleh pendahulunya Barack Obama.

Kesepakatan nuklir 2015 itu mengatur Iran untuk secara drastis mengurangi program nuklir dengan imbalan janji bantuan ekonomi.

Presiden AS Joe Biden lebih suka kembali ke kesepakatan 2015, dengan alasan kesepakatan itu berhasil dan secara damai menangani masalah keamanan utama.

Tetapi pembicaraan tidak langsung yang ditengahi Uni Eropa di Wina belum menghasilkan terobosan. Iran bersikeras mengakhiri semua sanksi, termasuk tindakan yang diambil atas masalah non-nuklir.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/15/130527070/as-izinkan-iran-pakai-dana-beku-yang-kena-sanksi-untuk-bayar-utangnya

Terkini Lainnya

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke