Kantor berita AFP melaporkan, pasar gelap untuk sertifikat vaksin palsu sedang berkembang di Rusia, sebagian besar didorong oleh ketidakpercayaan terhadap vaksin Sputnik V buatan sendiri.
Perdagangan tersembunyi ini berlangsung ketika gelombang ketiga virus corona melanda negara pimpinan Presiden Vladimir Putin tersebut.
Angka kematian terkait Covid-19 terus mencapai titik tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.
Pejabat senior kepolisian Moskwa, Pavel Milovanov, mengatakan, 32 kasus telah dibuka mengenai pemalsuan sertifikat vaksin, menurut kantor-kantor berita Rusia.
Otoritas Rusia meluncurkan kampanye vaksinasi pada Desember, tetapi sejauh ini baru 18,5 juta dari 146 juta warga, atau 13 persen dari populasi negara, yang sudah disuntik vaksin dosis penuh.
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan, sekitar separuh dari orang Rusia tidak mau divaksin.
Di Moskwa yang merupakan episenter Covid-19 Rusia, Wali Kota Sergei Sobyanin baru-baru ini mewajibkan vaksin bagi sebagian besar pekerja industri jasa, dan membuat sistem kode QR untuk pelanggan restoran yang baru saja divaksinasi atau pulih dari Covid-19.
Sementara itu Milovanov pada Kamis juga berkata, polisi turut membuka penyelidikan terkait kasus kode QR palsu.
Meski begitu Wali Kota Sobyanin mengatakan, wabah di ibu kota sudah stabil dalam beberapa hari terakhir.
"Jumlah kasus baru dan rawat inap tetap sangat tinggi, tetapi setidaknya sedikit menurun dari tingkat puncak yang terlihat seminggu lalu," katanya.
"Untuk saat ini, kami bisa menahan diri untuk tidak memberlakukan pembatasan tambahan," kata Sobyanin, Kamis.
Rusia memiliki jumlah korban resmi tertinggi virus corona di Eropa.
Namun, mereka dituduh hanya menghitung dari hasil otopsi yang menemukan Covid-19 sebagai penyebab utama kematian.
https://www.kompas.com/global/read/2021/07/09/090137070/puluhan-sertifikat-vaksin-palsu-beredar-di-ibu-kota-rusia-polisi-gelar