WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Wanita berusia 82 tahun, Wally Funk, akan menjadi astronot tertua di dunia, setelah melakukan misi ke luar angkasa akhir bulan ini dengan pesawat luar angkasa Blue Origin karya Jeff Bezos.
Tapi, wanita asli New Mexico ini sebenarnya hampir menjadi astronot wanita termuda di dunia.
Dia bergabung dengan program Mercury 13, sekelompok wanita pemberani yang, pada tahun 1961. Saat itu, Funk baru berusia 22 tahun.
Tim itu menjalani pelatihan yang sama dengan Mercury 7, kru astronot asli NASA yang semuanya laki-laki.
Ironisnya, para wanita ini tidak pernah diizinkan pergi ke luar angkasa. Pelatihan mereka bahkan hampir tidak pernah tercatat secara luas.
Misi itu pun menjadi program perintis yang hilang dari sejarah.
Sue Nelson, seorang penulis sains Inggris, penyiar, dan penulis buku 2019, “Wally Funk’s Race for Space: Kisah Luar Biasa dari Pelopor Penerbangan Wanita” berbicara dengan Funk setelah rencana perjalanannya diumumkan minggu ini oleh Bezos.
"Dia berkata, 'Saya sudah menunggu seumur hidup, sayang,'" kata Nelson melansir New York Post pada Jumat (2/7/2021).
Menurutnya, Funk akan mewakili Mercury 13 ketika dia menuju ke luar angkasa.
"Dia mengatakan kepada saya, 'Saya (Funk) akan ke luar angkasa untuk mereka semua.' Dia tahu pentingnya (misi ini)."
Program Mercury 13 berlangsung selama satu tahun dan didanai secara pribadi. Pelaksanaannya dimulai oleh Dr William Randolph Lovelace, yang merancang ujian berat NASA.
Pilot Jerrie Cobb adalah yang pertama diundang untuk menjalani tes yang sama dengan pria, dan dia lulus.
Pada tahun berikutnya, 12 wanita lainnya berhasil menyelesaikan pelatihan, terkadang mereka mengalahkan pria.
“Konsensus umum (awalnya) adalah keingintahuan seorang dokter untuk melihat apakah wanita dapat melakukan hal yang sama,” kata Nelson.
Mereka menjadi sasaran tes hukuman fisik yang sama, termasuk “menelan” selang karet, untuk menguji asam lambung. Telinga mereka juga disemprot dengan air es, untuk menginduksi vertigo dan mengukur waktu pemulihan mereka.
Nelson mengatakan pengujian yang terakhir membuat banyak orang sakit secara fisik.
Sebagai bagian dari uji psikologis, calon penjelajah ruang angkasa diisolasi, dan dimasukkan ke dalam ruangan yang gelap. Ujian ini menyebabkan beberapa orang berhalusinasi.
Menur Nelson, Funk bertahan 10,5 jam dalam tes ini, lebih lama dari peserta lainnya, pria atau wanita.
Dalam pengumuman Bezos, Funk mengungkap perjuangan hebatnya bertarung dalam kompetisi antar gender.
"Kembali di tahun 60-an, saya berada di program Mercury 13," kata Funk.
"Mereka bertanya kepada saya, 'Apakah Anda ingin menjadi astronot?' Saya menjawab 'Ya.' Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya telah melakukan lebih baik dan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat daripada pria mana pun."
Nelson mengatakan bahwa tidak seperti pria yang berlatih bersama sebagai sebuah kelompok, para wanita melakukannya secara berpasangan.
Tetapi Funk melakukan ujiannya sendirian, setelah wanita lain yang ditugaskan untuk menjalani pengujian dengannya keluar pada hari pertama.
Beberapa wanita, termasuk Funk, diundang ke Pensacola, Florida, untuk pelatihan lebih lanjut yang tidak pernah membuahkan hasil.
NASA menggagalkan harapan para wanita itu untuk meluncur ke luar angkasa, dengan menambahkan syarat untuk kandidat menjadi lulusan program pilot uji jet militer.
Itu adalah hambatan yang tidak dapat diatasi bagi para wanita, mengingat tidak ada cabang militer yang mengizinkan pilot wanita pada saat itu.
Mercury 13 kemudian ditutup.
Tapi Jerrie Cobb mencoba untuk memulai kembali program tersebut. Dia muncul di hadapan sidang Komite Ilmu Pengetahuan dan Astronautika DPR tentang diskriminasi jenis kelamin pada 1962.
“Ada wanita di Mayflower dan di ‘gerbong kereta pertama barat’ (Mercury 13). Mereka bekerja bersama para pria untuk menempa jalan menuju pandangan baru. Kami meminta kesempatan untuk menjadi perintis luar angkasa,” kata Cobb saat itu, yang berakhir sia-sia.
“Akibat keragu-raguan AS saat itu, Rusia lebih dulu melakukan misi ini (astronot wanita pertama) bersama Valentina Tereshkova,” kata Nelson.
Baru pada 1983 Sally Ride memecahkan penghalang bagi astronot wanita AS.
Pada 1995, penduduk asli New York, Eileen Collins memimpin misi Discovery. Dia menjadi pilot pesawat ulang-alik wanita pertama dan mengundang 13 perintis pertama (Mercury 13) untuk menonton peluncuran.
Sebagai pengakuan atas para penerbang wanita yang mendahuluinya, Collins mengemas syal yang pernah dikenakan oleh Amelia Earhart dan kenang-kenangan dari wanita Mercury 13.
Nelson mengatakan Funk memberi Collins pinnya dari Ninety Nines, organisasi internasional untuk pilot wanita.
Semua wanita dalam program Mercury 13, telah meninggal kecuali Funk dan Gene Nora Jessen. Nelson pun senang kisah mereka diceritakan sekali lagi.
“Selalu ada figur wanita dalam sejarah luar angkasa, baik itu matematikawan atau insinyur. Mereka ada di majalah LIFE,” kata Nelson terkait wanita dalam Mercury 13.
“Mereka memang mendapatkan publisitas tetapi sejarah mereka terus dilupakan.”
https://www.kompas.com/global/read/2021/07/04/141713070/misinya-dibatalkan-nasa-wanita-82-tahun-ini-akhirnya-diboyong-jeff-bezos