Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Invasi Normandia, Serangan Pasukan Sekutu terhadap Nazi Jerman

KOMPAS.com – Pada 6 Juni 1944, pasukan Sekutu melakukan serangan berskala besar terhadap posisi Nazi Jerman di Eropa pada Perang Dunia II.

Serangan tersebut terkenal dengan berbagai sebutan yakni Invasi Normandia, Operasi Overlord, atau D-Day.

Invasi tersebut dilakukan dengan pendaratan serentak oleh pasukan Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada di lima tempat terpisah di Normandia, Perancis.

Pada akhir Agustus 1944, seluruh Perancis utara akhirnya berhasil dibebaskan sebagaimana dilansi Britannica.

Pasukan sekutu lantas direorganisasi untuk bergerak ke Jerman, di mana mereka akhirnya bertemu dengan pasukan Uni Soviet yang maju dari timur untuk mengakhiri Nazi Jerman.

Mulanya, pasukan Sekutu memilih bulan Mei 1944 sebagai waktu yang diputuskan untuk melakukan invasi.

Keputusan tersebut diambil melalui konferensi di Washington, AS, pada Mei 1943. Namun, kesulitan dalam merakit kapal pendarat memaksa pelaksanaan invasi ditunda hingga Juni.

Hingga akhirnya, Panglima Tertinggi Blok Sekutu di Eropa Dwight D Eisenhower pada 17 Mei 1944 memutuskan 5 Juni 1944 sebagai tanggal invasi yang tidak dapat diubah lagi.

Saat D-Day semakin dekat dan pasukan mulai berangkat untuk penyeberangan, cuaca buruk terjadi.

Kondisi tersebut mengancam upaya pendaratan yang membuatnya semakin berbahaya.

Setelah perdebatan yang menegangkan, Eisenhower dan bawahannya memutuskan untuk melakukan penundaan selama 24 jam, yang mengharuskan penarikan kembali beberapa kapal yang sudah melaut.

Akhirnya, pada pagi hari pada 5 Juni, Eisenhower, yang diyakinkan oleh kepala meteorologi James Martin Stagg tentang cuaca terkini, mengumumkan pemberangkatan pasukan.

Dalam beberapa jam, 3.000 armada kapal pendarat, 2.500 kapal lain, dan 500 kapal angkatan laut mulai diberangkatkan dari pelabuhan Inggris.

Malam itu juga, 822 pesawat yang membawa penerjun payung, menderu di atas langit menuju zona pendaratan Normandia.

Mereka adalah sebagian kecil dari armada udara dari 13.000 pesawat yang akan mendukung operasi D-Day.

Pasukan lintas udara adalah garda depan dalam D-Day dan pendaratan mereka rupanya sukses besar.

Divisi Lintas Udara Amerika ke-82 dan 101, yang terjun ke zona Semenanjung Cotentin, menderita banyak korban karena tenggelam.

Namun, divisi ini dianggap berhasil dan mengamankan tujuannya.

Sementara itu, Divisi Lintas Udara ke-6 Inggris merebut sasarannya di ujung timur dengan lebih mudah.

Satuan tugas khusus dari divisi tersebut juga merebut jembatan-jembatan utama di atas Terusan Caen dan Sungai Orne.

Ketika unit lintas laut mulai mendarat sekitar pukul 06.30 pada 6 Juni, Inggris dan Kanada di pantai Gold, Juno, dan Sword mengatasi perlawanan ringan.

Divisi 1 AS di Pantai Omaha, menghadapi divisi pertahanan pantai terbaik Nazi Jerman, Divisi 352, dan disergap oleh rentetan tembakan dan senapan mesin saat pasukan mengarungi pantai.

Pada pagi hari, pendaratan pasukan di Omaha terancam gagal.

Berkat kepemimpinan lokal yang berdedikasi, mereka berhasil membawa pasukan ke daratan meskipun menelan lebih dari 2.000 korban jiwa.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/06/143955270/kisah-invasi-normandia-serangan-pasukan-sekutu-terhadap-nazi-jerman

Terkini Lainnya

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke