NEW DELHI, KOMPAS.com - Polisi di India menuntut seorang pria yang bertanya di Twitter bagaimana cara mendapatkan tabung oksigen untuk kakeknya yang sekarat.
Pejabat di negara bagian Uttar Pradesh menuduh Shashank Yadav telah menyebarkan rumor tentang kekurangan tabung oksigen "dengan maksud untuk menimbulkan...ketakutan atau kekhawatiran".
Yadav, yang tidak menyebutkan kata Covid-19 sedikit pun dalam tweet-nya, terancam hukuman penjara, seperti dilansir BBC pada Rabu (28/4/2021).
Uttar Pradesh adalah negara bagian di India yang memang mengalami dampak paling parah dari pandemi Covid-19.
Kepala Menteri Negara Bagian Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, selama ini dianggap telah meremehkan krisis virus corona di India.
Awal pekan ini, Adityanath, sekutu sayap kanan Perdana Menteri India Narendra Modi, menuntut siapa pun yang menyebarkan rumor dan propaganda propertinya akan disita.
Dia juga mengeklaim bahwa tidak ada rumah sakit negara bagian yang kekurangan tabung oksigen, meski telah terungkap kondisi nyata sistem kesehatan di sana yang kewalahan.
Informasi sesat
Para pejabat di kota Amethi mengeklaim "tweet yang salah" Yadav mendorong orang lain membuat tuduhan melawan pemerintah, dan mereka mengajukan tuntutan pidana terhadapnya pada Selasa (27/4/2021) malam waktu setempat.
"Shashank Yadav telah menyebarkan informasi menyesatkan," kata Arpit Kapoor, pejabat polisi senior di Amethi, menurut laporan Indian Express.
Para kritikus mengatakan, tindakan itu mencerminkan erosi umum kebebasan sipil dan kebebasan berbicara selama beberapa tahun terakhir.
Pada Senin (26/4/2021, Yadav yang berusia 26 tahun mengunggah pesan singkat di media sosial Twitter tentang dirinya yang membutuhkan segera tabung oksigen dan menyertakan tag ke aktor Sonu Sood.
Dia tidak menyinggung sedikit pun soal Covid-19 di India atau kakeknya yang kritis.
Pesannya kemudian di-retweet oleh seorang teman, yang juga mengontak seorang jurnalis. Dia melakukan seperti yang dilakukan oleh banyak orang terkemuka lainnya di tengah krisis Covid-19 di India.
Namun, menurut laporan BBC, Smiti Imrani belum berkomentar lagi sejak Yedev didakwa oleh pejabat setempat.
Kakek Yadav meninggal pada Senin (26/4/2021) malam waktu setempat karena serangan jantung.
Pejabat mengatakan, kakek Yadev tidak menderita Covid-19, tetapi lingkungan sekitarnya belum bisa dipastikan.
Di tengah kasus Covid-19 di India, tekanan terhadap Modi semakin meningkat. Ia banyak dikritik soal penanganannya dalam krisis kesehatan global ini.
Awal pekan ini muncul kemarahan publik, setelah pemerintahan Modi meminta Twitter untuk menghapus unggahan netizen yang mengkritik tindakannya dalam penanganan Covid-19 di India.
https://www.kompas.com/global/read/2021/04/29/120358270/kirim-pesan-butuh-tabung-oksigen-di-twitter-seorang-pria-di-india