Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Covid-19 Muncul di Puncak Gunung Everest

KHATMANDU, KOMPAS.com - Puncak Gunung Everest, gunung tertinggi di Bumi telah terinfeksi virus corona. Setidaknya terdapat satu kasus Covid-19 yang dilaporkan di bace camp di sisi selatan Gunung Everest di Nepal.

Majalah AS, Outside, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di base camp, melaporkan bahwa seorang pendaki telah diterbangkan ke rumah sakit di Kathmandu, setelah dinyatakan positif Covid-19 dengan dugaan edema paru non-kardiogenik.

Hal ini memaksa timnya di base camp untuk menjalani karantina, seperti yang dilansir dari DW pada Kamis (22/4/2021).

Pendaki yang terinfeksi adalah seorang Norwegia, yang mengatakan dia yakin dia mungkin tertular virus corona saat melakukan perjalanan ke base camp.

Laporan lain menunjukkan bahwa sebanyak 3 pendaki mungkin telah terinfeksi Covid-19.

Jumlah pendaki meroket

Menurut DW, Kementerian Pariwisata Nepal, berusaha menyamarkan laporan tersebut, menggambarkannya sebagai "rumor," yang sedang diselidiki.

Dengan nada optimis, pihak Kementerian Pariwisata mengatakan telah mengeluarkan 377 izin pendakian Gunung Everest per 21 April.

Itu hanya 4 izin lebih sedikit dari pada yang dikeluarkan pada 2019, ketika foto pendaki yang mengantri di punggungan puncak menjadi berita utama di seluruh dunia.

Sejak merebaknya pandemi virus corona, sekitar 285.000 infeksi telah terdaftar di Nepal, negara dengan populasi sekitar 30 juta.

Lebih dari 3.000 orang di Nepal telah meninggal karena Covid-19. Namun, jumlah kasus yang tidak dilaporkan kemungkinan akan jauh lebih tinggi, karena kapasitas pengujian yang rendah di negara bagian Himalaya.

Pada pertengahan Maret, pemerintah di Kathmandu melonggarkan pembatasan Covid-19, mempermudah masuknya orang dari luar.

Sejak itu, wisatawan hanya diminta menunjukkan sertifikat vaksinasi atau tes PCR negatif, yang berusia tidak lebih dari 3 hari.

Jika tes lain yang dilakukan di bandara di ibu kota Nepal juga negatif, pengunjung dapat masuk dan bergerak dengan bebas di negara tersebut.

Tidak semua berperilaku bertanggung jawab

Mengenakan masker wajib dilakukan di base camp Gunung Everest dan para pendaki juga diperingatkan untuk selalu menjaga jarak fisik dari semua orang lain setiap saat.

Lukas Furtenbach, yang mengoperasikan perusahaan ekspedisi Austria Furtenbach Adventures, mengatakan timnya menguji semua staf dan pendaki di base camp secara teratur.

Namun, tampaknya tidak semua orang di sana menanggapi virus corona dengan serius.

"Saya masih melihat beberapa tim menggunakan platform media sosial untuk mengundang semua orang di base camp ke pesta," kata Furtenbach.

"Ini harus menjadi kepentingan semua orang, penyelenggara, pemandu, pemimpin ekspedisi, untuk melakukan segala kemungkinan untuk menghindari wabah di base camp," tambahnya.

"Karena itu berarti musim berakhir lebih awal," ucapnya.

Tahun lalu, pandemi virus corona memaksa musim semi di Gunung Everest dibatalkan seluruhnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/23/153717170/kasus-covid-19-muncul-di-puncak-gunung-everest

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke