Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Presiden Rusia Teken Undang-undang Baru, Permudah Jalan Jadi “Presiden Seumur Hidup”

Langkah ini meresmikan perubahan konstitusi yang disahkan dalam pemilihan umum tahun lalu.

Pemungutan suara konstitusional 1 Juli termasuk ketentuan yang mengatur ulang masa jabatan Putin sebelumnya. Itu memungkinkan dia mencalonkan diri sebagai presiden dua kali lagi.

Perubahan itu distempel oleh badan legislatif yang dikendalikan Kremlin. Undang-undang terkait yang ditandatangani oleh Putin diunggah dalam portal resmi informasi hukum Rusia pada Senin (5/4/2021).

Presiden Rusia saat ini berusia 68 tahun. Dia telah berkuasa selama lebih dari dua dekade, lebih lama dari pemimpin Kremlin lainnya sejak diktator Soviet Josef Stalin.

Putin sempat mengatakan belum memutuskan apakah akan mencalonkan diri lagi pada 2024, ketika masa jabatan enam tahunnya saat ini berakhir.

Dia berpendapat bahwa mengatur ulang masa jabatan diperlukan, untuk menjaga para letnannya agar tidak “melirikan mata mereka untuk mencari penerus yang mungkin, alih-alih melakukan pekerjaan normalnya.”

Amandemen konstitusi Rusia juga menekankan prioritas hukum Rusia di atas norma-norma internasional, melarang pernikahan sesama jenis dan menyebutkan 'kepercayaan pada Tuhan' sebagai nilai inti.

Anggota parlemen Rusia secara metodis telah memodifikasi undang-undang nasional, menyetujui undang-undang yang relevan.

Putin, 68 tahun, akan dicabut masa jabatannya pada 2024. Tetapi tahun lalu mendapat dukungan publik untuk mengubah konstitusi Rusia dan membuka jalan bagi dua masa jabatan lagi.

Undang-undang yang diperlukan sudah disahkan majelis rendah parlemen Rusia bulan lalu.

Putin memenangkan pemilihan presiden pertamanya pada 2000. Tepatnya setelah dia mengambil alih sebagai penjabat presiden, ketika Boris Yeltsin mengundurkan diri pada hari terakhir abad ke-20.

Dia memenangkan masa jabatan lain pada 2004, sebelum pindah ke kantor perdana menteri pada 2008, sementara Dmitry Medvedev menjabat sebagai presiden.

Putin dan Medvedev kemudian bertukar pekerjaan pada 2012. Dengan Putin kembali ke kursi kepresidenan untuk masa jabatan enam tahun.

Dia memenangkan masa jabatan keempat pada 2018. Tetapi dia tidak lagi memenuhi syarat untuk kontestasi 2024 di bawah ketentuan konstitusional yang melarang lebih dari dua masa jabatan berturut-turut.

Setelah bertahun-tahun berspekulasi tentang bagaimana Putin dapat mengatasi “masalah 2024,” anggota parlemen tahun lalu mengusulkan agar batas masa jabatan pribadinya disetel ulang ke nol.

Proposal itu dimasukkan ke dalam referendum dalam satu paket tindakan, bersama dengan reformasi ekonomi kerakyatan dan gerakan konservatif sosial yang didukung oleh Kremlin.

Ini termasuk mengabadikan “kepercayaan kepada Tuhan” di negara itu dalam satu klausul konstitusi, sambil memperkenalkan yang lain yang secara efektif melarang pernikahan gay.

Putin memenangkan referendum dengan selisih yang lebar, hampir 78 persen memberikan suara mendukung. Pemilih memberikan suara mereka selama seminggu di Juni dan Juli untuk membatasi risiko virus corona tahun lalu.

Tetapi ada ratusan pengaduan pelanggaran termasuk orang yang memilih lebih dari satu kali. Ada juga tuduhan bahwa atasan telah menekan staf mereka untuk memilih, menurut Golos, pengawas pemilu independen melansir Daily Mail.

Penentang Kremlin mengkritik inisiatif tersebut pada saat itu, menyebutnya sebagai dalih untuk memungkinkan Putin menjadi “presiden seumur hidup.”

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/06/085118270/presiden-rusia-teken-undang-undang-baru-permudah-jalan-jadi-presiden

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke