Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meghan Markle Kerja Sama dengan Tokoh Kampanye Hillary Clinton, Niat Jadi Kandidat Presiden AS 2024

Daily Mail melaporkan pada Selasa (23/3/2021), Harry dan Meghan telah bergabung dengan Genevieve Roth, yang akan menjabat sebagai penasihat strategis senior di yayasan Archewell milik pasangan itu.

Invisible Hand, agen dampak sosial yang didirikan oleh Roth, juga akan bekerja dengan Archewell dalam inisiatif dan kampanyenya.

Roth mengatakan memiliki komitmen seumur hidup terhadap kesetaraan jender. Sebelumnya dia menjabat sebagai Director of Creative Engagement untuk kampanye Kepresidenan Clinton 2016.

Sebagai lulusan Emerson College dan Journalism School Publishing Course Columbia, Roth juga bekerja dengan Gedung Putih dan Let Girls Learn, sebuah inisiatif pemerintah AS yang diluncurkan oleh mantan Presiden Barack Obama dan istrinya Michelle.

Berita tersebut menambah spekulasi bahwa Meghan, yang secara rutin menggunakan posisinya untuk mengomentari kesetaraan jender dan ras, ingin memulai karier politik.

Sebuah pernyataan mengatakan Invisible Hand akan fokus pada perubahan strategis melalui cerita dan pembangunan komunitas untuk mendukung kesetaraan jender dan ras.

“Mereka bergabung dengan tim yang berkembang pesat dan sangat berdedikasi, untuk memajukan perubahan budaya sistemik dan mendukung komunitas yang penuh kasih di seluruh dunia,” kata seorang juru bicara Sussex.

Kerja sama tersebut terjadi setelah tangan kanan Harry dan Meghan di AS mengundurkan diri dari perannya.

Catherine St Laurent “diambil” oleh pasangan itu dari Bill and Melinda Gates Foundation untuk menjadi kepala staf dan direktur eksekutif Archewell, organisasi nirlaba baru mereka, pada April lalu.

Pasangan itu memanggilnya "aset luar biasa" ketika mereka mengumumkan pengangkatannya, saat itu menungkapkan: "Kami sangat senang memiliki dia di tim kami."

Namun kemarin terungkap ibu dua anak kelahiran Kanada itu tiba-tiba meninggalkan jabatannya.

Tidak ada komentar darinya secara langsung. Tetapi menurut New York Post, Laurent mengundurkan diri, meskipun dia akan terus bekerja dengan Archewell dalam peran sebagai penasihat.

Sejumlah laporan menunjukkan The Duchess sedang merencanakan jalur ke Gedung Putih. Kabar ini semakin kencang setelah wawancaranya dengan Oprah Winfrey.

Aktif di politik AS

Teman-teman Meghan sebelumnya mendorong spekulasi tentang ambisi politiknya. Mereka menggambarkan kebangkitannya dari awal yang sederhana, sebagai “perwujudan impian Amerika.”

Harry (36 tahun) dan Meghan (39 tahun), diterjang kritik tahun lalu setelah menyampaikan pandangan soal pemilihan AS.

Keduanya dituding melanggar tradisi berabad-abad, yang menyerukan anggota Keluarga Kerajaan untuk tetap netral secara politik.

Namun juru bicara Meghan bersikeras bahwa aktivisme politiknya tidak akan berakhir setelah pemilu AS. Sebab dia merasa mendorong orang untuk terlibat adalah penting.

“Bagian dari menjadi anggota aktif masyarakat adalah mengambil bagian dalam proses demokrasi. Jadi mendorong orang untuk terlibat dalam politik adalah sesuatu yang penting.” kata juru bicara Sussex kepada Insider.

Duchess pertama kali mengonfirmasi rencananya untuk memberikan suara dalam pemilihan AS tahun lalu, pada Agustus dalam wawancara dengan Marie Claire.

Meghan berbicara tentang pentingnya pemungutan suara, dengan mengatakan: “Saya tahu bagaimana rasanya memiliki suara, dan juga bagaimana rasanya merasa tidak bersuara. Saya juga tahu bahwa begitu banyak pria dan wanita mempertaruhkan nyawa mereka agar didengar.”

"Dan peluang itu (pemungutan suara), hak fundamental itu, adalah kemampuan kami untuk menggunakan hak kami untuk memilih dan membuat semua suara kami didengar."

Pada September, pasangan itu merekam pesan video untuk Times 100. Mereka mendesak orang AS untuk memilih, sambil mengisyaratkan bahwa mereka berdua mendukung Politisi Demokrat Joe Biden.

Tahun lalu seorang sumber kerajaan mengklaim Duchess berniat lebih “terlibat secara politik,” setelah dia dan Pangeran Harry berhenti dari peran mereka sebagai bangsawan senior.

Pada saat itu, orang dalam Istana mengatakan kepada Daily Mail bahwa Meghan “'frustrasi” dengan fakta bahwa dia tidak dapat terlibat aktif dalam politik, ketika menjadi anggota senior monarki. Dia ingin “memanfaatkan” kebebasan untuk membagikan pendapatnya dengan dunia.

Sebelum menikahi Pangeran Harry, Duchess itu blak-blakan tentang ketidaksukaannya pada Presiden AS Donald Trump. Tak lama setelah Presiden AS ke-45 itu memenangkan pemilihan pada 2016, Meghan mencapnya sebagai seorang misoginis dan pemecah belah.

Ketika Trump melakukan kunjungan kenegaraan resmi ke Inggris pada Juni 2019, Meghan tidak bergabung dengan bangsawan lain untuk bertemu dengannya.

Jejaring Partai Demokrat

Kepada The Mail awal bulan ini, seorang tokoh senior Partai Buruh Inggris, bahwa Meghan membangun jejaring di antara para senior Demokrat.

“Dia bermaksud untuk membangun kampanye dan tim penggalangan dana untuk bertanding di kursi Kepresidenan AS,” klaim veteran pemerintahan Tony Blair di Downing Street, yang juga memiliki hubungan kuat dengan Washington tersebut.

Seorang sumber yang dekat dengan Duchess of Sussex menolak berkomentar. Tetapi pasangan itu tidak terlalu merahasiakan kepercayaan politik mereka.

Sebuah sumber mengatakan: "Jaringan partai Blairite, internasionalis, dan Demokrat sedang membicarakan tentang ambisi politik Meghan dan calon pendukungnya."

Tahun lalu, seorang teman Duchess mengatakan kepada majalah Vanity Fair bahwa salah satu alasan dia tidak melepaskan kewarganegaraan Amerika-nya ketika dia menikah dengan Keluarga Kerajaan, adalah agar dia tetap punya opsi untuk memasuki politik Washington.

Menanggapi kabar itu, pakar konstitusi AS mengatakan Meghan harus melepaskan gelarnya jika dia ingin memegang jabatan publik di Amerika, karena itu akan melanggar sumpah setia AS.

Istana Buckingham mencoba menjauhkan Keluarga Kerajaan dari pernyataan yang dibuat selama pemilihan AS.

Kerajaan Inggris hanya mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Harry bukanlah anggota keluarga Kerajaan aktif dan menggambarkan komentarnya sebagai “dibuat dalam kapasitas pribadi.”

Sementara sumber Daily Mail menambahkan bahwa Meghan sedang mengincar 2024, ketika Presiden Joe Biden akan berusia 82 tahun dan memutuskan apakah dia ingin mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.

Jika dia berhasil mencapai Gedung Putih, Meghan akan menjadi wanita pertama Presiden AS, usai Hillary Clinton gagal empat tahun lalu, dan menjadi penghuni non-kulit putih kedua di Oval Office setelah Barack Obama.

Dia juga akan mengikuti jejak Presiden Ronald Reagan, yang merupakan aktor Hollywood selama empat dekade sebelum beralih ke politik.

Selama kampanye 2020, Duchess berpidato di When All Women Vote Couch Party, organisasi yang didirikan oleh Michelle Obama untuk mendorong partisipasi dalam pemilu.

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/24/122337570/meghan-markle-kerja-sama-dengan-tokoh-kampanye-hillary-clinton-niat-jadi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke