Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sumpah Pemerintah Sipil Paralel Myanmar Kejar "Revolusi" untuk Akhiri Junta Militer

NAYPIYDAW, KOMPAS.com - Pejabat pemerintah sipil paralel Myanmar, yang ditunjuk anggota parlemen yang digulingkan, Mahn Win Khaing Than bersumpah untuk mengejar "revolusi" untuk mengakhiri kuasa junta militer.

Mahn Win Khaing Than, yang sedang dalam pelarian bersama dengan sebagian besar pejabat senior dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), menyampaikan pidato dalam Facebook.

"Ini adalah momen tergelap bangsa dan fajar sudah dekat," ujar Khaing Than yang berbicara kepada publik untuk pertama kalinya, seperti yang dilansir dari Reuters pada Sabtu (13/3/2021).

Mahn Win Khaing Than ditunjuk pekan lalu sebagai penjabat wakil presiden oleh perwakilan anggota parlemen Myanmar yang digulingkan, Komite untuk Mewakili Pyidaungsu Hluttaw (CRPH), yang mendorong pengakuan pemerintah yang sah.

Pihak pemerintahan sipil paralel telah mengumumkan niatnya untuk menciptakan demokrasi federal dan para pemimpin telah bertemu dengan perwakilan dari organisasi etnis bersenjata terbesar di Myanmar, yang telah menguasai sebagian besar wilayah di seluruh negeri.

Beberapa di antaranya telah menjanjikan dukungan mereka.

"Untuk membentuk demokrasi federal, yang benar-benar diinginkan oleh semua etnis bersaudara, yang telah menderita berbagai jenis penindasan dari kediktatoran selama beberapa dekade, revolusi ini adalah kesempatan bagi kita untuk menyatukan upaya bersama," terang Mahn Win Khaing Than.

Pidatonya didukung dengan ribuan komentar dari banyak pengikutnya di Facebook.

"Teruskan, pak Presiden! Anda adalah harapan kami. Kami bersamamu," tulis salah satu pengguna, Ko Shan.

Pihak junta tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar pada Sabtu (13/3/2021) terkait kebangkitan revolusi Myanmar.

Namun, telah menyatakan bahwa CRPH ilegal dan mengatakan siapa pun yang terlibat di dalamnya dapat dituntut dengan tuduhan pengkhianatan, yang terancam hukuman mati.

Sementara, CRPH telah menyatakan junta militer Myanmar sebagai "organisasi teroris".

Mahn Win Khaing Than mengatakan CRPH akan "berusaha untuk membuat undang-undang yang diperlukan, sehingga rakyat memiliki hak untuk membela diri" dan bahwa administrasi publik akan ditangani oleh "tim administrasi rakyat sementara".

Gerakan pemberontakan sipil yang dimulai dengan pegawai pemerintah, seperti dokter dan guru telah berkembang menjadi pemogokan umum, yang telah melumpuhkan banyak sektor ekonomi dan sebagian besar pekerjaan pemerintah di luar militer.

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/14/074347370/sumpah-pemerintah-sipil-paralel-myanmar-kejar-revolusi-untuk-akhiri-junta

Terkini Lainnya

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke