BEIRUT, KOMPAS.com - Perusahaan yang membeli amonium nitrat yang meledak di Beirut Agustus lalu, diduga memiliki hubungan dengan dua pengusaha asal Suriah.
Kedua pengusaha itu diduga mendapat sanksi AS terkait dengan Presiden Bashar al-Assad, menurut laporan oleh seorang jurnalis Lebanon dan dokumen perusahaan London, melansir Reuters pada Minggu (17/1/2021).
Savaro Ltd adalah perusahaan perdagangan yang membeli bahan kimia tersebut pada 2013.
Perusahaan itu beralamat di London, bersama dengan perusahaan yang terkait dengan George Haswani dan Imad Khoury, menurut laporan pembuat film dokumenter Firas Hatoum, yang ditayangkan di stasiun TV al-Jadeed Lebanon minggu ini.
Haswani, Khoury dan saudaranya Mudalal Khoury semuanya telah mendapat sanksi dari Washington karena berupaya mendukung perang Assad.
Ketiganya adalah warga negara Suriah-Rusia, menurut daftar sanksi AS dan database yang mengumpulkan data dari lembaga resmi Rusia.
Departemen Keuangan AS menuduh Mudalal Khoury pada 2015 atas "upaya pengadaan amonium nitrat pada akhir 2013".
AS memberikan sanksi kepada saudaranya Imad setahun kemudian, karena terlibat dalam kegiatan bisnis dengan Mudalal.
Haswani dijatuhi sanksi pada 2015 atas tuduhan membantu pemerintah Assad membeli minyak dari militan ISIS, yang kemudian dibantahnya.
Reuters menemukan bahwa Savaro dan Hesco Engineering and Construction Company Ltd, mendapat sanksi AS, karena hubungannya dengan Haswani.
Keduanya memindahkan daftar perusahaan mereka ke alamat yang sama di London pada 25 Juni 2011, menurut catatan resmi perusahaan.
Alamat itu juga merupakan kantor terdaftar untuk IK Petroleum Industrial Company Ltd, di mana Imad Khoury menjabat sebagai direkturnya.
Lusinan perusahaan dapat berbagi alamat yang terdaftar dan tautan semacam itu, jadi tidak serta merta membuktikan bahwa pemilik perusahaan terhubung.
Tetapi menurut tinjauan Reuters atas ratusan dokumen perusahaan, jarang sekali perusahaan memindahkan register mereka, terutama ke alamat yang sama pada hari yang sama.
Reuters menemukan agen yang telah membantu mendaftarkan Hesco, tetapi tidak menanggapi upaya untuk meminta komentar tentang hubungan Hesco dengan Savaro.
Reuters tidak dapat menentukan apakah Haswani mengendalikan Savaro, yang mungkin memberikan indikasi kemungkinan keterlibatannya dalam pengadaan amonium nitrat yang meledak di Beirut.
Imad Khoury menolak dikaitkan dengan Savaro. Menurutnya di London, banyak perusahaan didaftarkan oleh Savaro, bukan hanya miliknya," katanya kepada Reuters.
"Aku tidak tahu Savaro yang ini."
Mudalal Khoury mengatakan tidak masuk akal menyalahkan ledakan Beirut pada sebuah perusahaan yang terdaftar di alamat London, di mana banyak lainnya juga terdaftar.
Reuters tidak dapat menghubungi Haswani untuk dimintai komentar. Putranya mengatakan bahwa ayahnya tidak mungkin mengomentari tuduhan terkait dengan bahan kimia tersebut karena itu "benar-benar tidak masuk akal".
Panggilan untuk investigasi
Penemuan tentang kemungkinan hubungan antara Savaro dan para pengusaha Suriah telah menimbulkan pertanyaan. Beberapa orang di Beirut menanyakan tentang apakah amonium nitrat, yang digunakan untuk pupuk tetapi juga bahan peledak, mungkin ditujukan untuk Suriah.
"Kami ingin ini diselidiki," kata Youssef Lahoud, pengacara yang mewakili sekitar 1.400 korban ledakan itu, kepada Reuters.
"Ini mungkin tidak membawa kita kemana-mana atau mungkin mengurai benang masalah, tapi kita harus menindaklanjutinya."
Menteri Kehakiman Lebanon Marie Claude Najm mengatakan kepada Reuters, laporan tersebut harus diselidiki.
Prosesnya harus seperti halnya tuduhan lai terkait dengan penyelidikan yang sedang berlangsung atas ledakan itu. Kini prosesnya berada di tangan hakim penyelidik dan dirahasiakan.
Daftar Companies House mengidentifikasi seorang warga negara Siprus, Marina Psyllou, sebagai direktur dan pemilik mayoritas Savaro sejak 2016.
Psyllou mengatakan kepada Reuters melalui email pada Jumat bahwa dia tidak mengelola atau memiliki Savaro. Dia tidak menanggapi pertanyaan tentang Haswani.
Ledakan Beirut menewaskan 200 orang, melukai ribuan orang dan menghancurkan seluruh lingkungan. Pelabuhan.
Para pejabat mengatakan bahan kimia itu terbakar setelah disimpan di pelabuhan dalam kondisi buruk.
Catatan pengiriman menunjukkan, sebelum berhenti tak terjadwal di Lebanon pada akhir 2013, Amonium nitrat dimuat ke sebuah kapal bernama Rhosus di Georgia.
Sekal itu, bahan berbahaya tersebut tidak pernah lagi dipindahkan. Hal ini masalah dalam sengketa hukum.
Perusahaan Mozambik yang memesan nitrat, FEM, telah mengatakan memesan pengiriman melalui Savaro Ltd.
https://www.kompas.com/global/read/2021/01/18/150732470/ledakan-bahan-kimia-di-pelabuhan-beirut-diduga-terkait-dengan-pengusaha