Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KALEIDOSKOP 2020] Mahathir dan Saga Politik Malaysia yang Tiada Akhir

Pengunduran diri Mahathir tidak diduga sama sekali karena tidak ada indikasi politisi berjuluk Dr M itu lengser.

Pekan sebelumnya dia mengatakan, akan melanjutkan kekuasaannya hingga Malaysia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada November 2020.

Dilantik pada 10 Mei 2018, Mahathir yang sempat memegang predikat pemimpin tertua di dunia menjabat selama 1 tahun 290 hari sebelum memutuskan mundur, yang artinya menjadi PM tersingkat Malaysia sepanjang sejarah.

Namun dia juga masih memegang rekor sebagai PM Malaysia dengan masa jabatan terlama, yaitu pada 1981-2003.

Pria kelahiran Alor Setar, Malaysia, itu memutuskan mundur karena dia tidak ingin bekerja sama dengan UMNO (United Malays National Organisation).

Sebagai informasi, UMNO adalah bekas kendaraan politik Mahathir sejak 1946 sampai 2016, sebelum dia mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia atau yang kerap disebut Bersatu saja.

Melalui UMNO yang menjadi motor koalisi Barisan Nasional, Mahathir sempat menduduki jabatan sebagai orang nomor satu "Negeri Jiran" pada 1981 sampai 2003.

Namun pada 2016, dia membawa Bersatu bergabung dengan koalisi oposisi, Pakatan Harapan, yang dipimpin mantan musuh politiknya, Anwar Ibrahim.

Secara bersamaan, keduanya mengalahkan Barisan Nasional yang dipimpin mantan Perdana Menteri Najib Razak dalam pemilu Malaysia Mei 2018.

Mahathir memang sempat menjanjikan kekuasaan ke Anwar Ibrahim sebagai suksesornya, tapi selama bertahun-tahun janjinya tak kunjung terwujud.

Anwar pun meradang, tetapi dia menepis tudingan tidak sabaran untuk berkuasa.

"Siapa yang gila untuk terus menjadi PM di usia 90 atau 95 tahun? Itu tak masuk akal. Tak mungkin saya harus menunggu hingga 90," sindir Anwar merujuk pada usia Mahathir.

Naiknya Muhyiddin dan kegetiran Mahathir

Minggu (1/3/2020), pemimpin Partai Bersatu, Tan Sri Muhyiddin Yassin, diangkat sumpah jabatannya sebagai Perdana Menteri kedelapan untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Mahathir.

Tapi Mahathir yang meski memutuskan mundur, ternyata tidak rela menyerahkan kekuasaan ke Muhyiddin.

Mosi tidak percaya pun dilayangkan, dan diterima Ketua Parlemen Ariff Yusof pada 9 Mei.

Mahathir mengajukan mosi tidak percaya itu dalam sepucuk surat tertanggal 4 Mei yang dikirim ke Ketua Parlemen.

Di surat tersebut Mahathir menyatakan niatnya untuk mengajukan mosi, karena mengeklaim Muhyiddin tidak memiliki dukungan mayoritas anggota parlemen untuk menjadi Perdana Menteri Malaysia.

Tapi belum sempat mosi itu dibahas parlemen, Mahathir sudah dipecat dari Partai Bersatu, yang ia dirikan bersama dan membawanya ke kemenangan pemilu 2018.

Sebaliknya, mereka menuntut dipecatnya sekretaris partai karena telah mengirim surat pemberhentian.

Selain Mahathir, putranya Mukhriz Mahathir, mantan Menpora Syed Saddiq, dan mantan Menteri Pendidikan Maszlee Malik juga didepak.

Kehilangan kekuasaan dan kehilangan partai, Dr M tak kehabisan akal. Dia langsung bermanuver mendirikan parpol baru.

Pada Jumat (7/8/2020) Mahathir mengumumkan, parpol baru ini didirikannya dalam upaya mengambil alih pemerintahan Muhyiddin Yassin.

Parti Pejuang Tanah Air, demikian partai itu dinamakan. The Straits Times mewartakan, partai ini juga memiliki nama lain Parti Pejuang Bangsa.

"Kami tidak mau memecah Melayu sebaliknya kami ingin Melayu punya partai yang memperjuangkan mereka. Partai ini untuk membersihkan negara dari korupsi," kata Mahathir dalam rapat umum politik di Negara Bagian Perak, dikutip dari The Straits Times.

Saga politik Malaysia yang makin panas ini belum berakhir, dan beragam strategi Mahathir terus bergulir

Abdul Razak Ismail juru bicara Otai Reformis grup yang berafiliasi dengan Parti Keadilan Rakyat (PKR), menyebut karakter Mahathir itu menjengkelkan.

"Karakter Mahathir Mohamad itu menjengkelkan. Pemimpin Pakatan Harapan yang menginginkan jabatan menteri, tanpa pikir panjang, mencalonkannya lagi," ujar Abdul.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/15/120000470/kaleidoskop-2020-mahathir-dan-saga-politik-malaysia-yang-tiada-akhir

Terkini Lainnya

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke