BANGKOK, KOMPAS.com - Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha selamat dari tantangan hukum pada Rabu (2/12/2020).
Kemenangannya itu membuatnya tetap menjabat sebagai perdana menteri dan menteri pertahanan.
Pengadilan Konstitusional sembilan hakim kerajaan memutuskan bahwa Prayut tak bersalah dalam konflik kepentingan dengan tinggal di kediaman tentara usai meninggalkan militer.
"Status Jenderal Prayut Chan-O-Cha sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan masih tidak berubah," ungkap kepala Hakim Pengadilan dikutip AFP.
Pengadilan memutuskan bahwa status Prayut sebagai PM memberinya hak untuk tetap tinggal di rumah militer itu meski dia mengundurkan diri sebagai panglima militer pada 2014 silam.
Setelah keputusan dibacakan, juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri mengatakan bahwa Prayut masih bekerja seperti biasa dan mengikuti jadwal resminya.
Keputusan yang diperkirakan akan mengobarkan protes luas tetap berlangsung dan memenangkan Prayut meski protes massa sudah turun sebelumnya sejak Juli lalu menyerukan kemunduran PM Thailand itu.
Saat putusan dibacakan, sekitar 3.000 pengunjuk rasa berkumpul untuk melakukan protes baru di persimpangan utama bagian utara ibu kota Bangkok.
Para pedemo adalah murid-murid sekolah menengah yang memakai seragam dan memakai jepit rambut berbentuk bebek karet, sebagai simbol gerakan pro-demokrasi dan pelajar lain di tingkat atas.
Seorang mahasiswa pascasarjana bernama Reeda (26) mengatakan, "Saya tidak terkejut karena pengadilan menerima arahan dari atas. Pengadilan tidak adil."
"Dahulu, mereka selalu memutuskan keputusan yang kontras dengan apa yang dirasakan oleh rakyat."
https://www.kompas.com/global/read/2020/12/03/093719070/pm-thailand-menangi-pertarungan-hukum-dan-tetap-menjabat