Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menlu AS Gelar Kunjungan Kontroversial ke Tepi Barat, Kemarahan Pun Terjadi

Menlu AS yang juga mantan Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) itu merupakan perwakilan AS pertama yang berkunjung ke Tepi Barat.

Dalam aksi yang dianggap simbolis itu, Pompeo mengunjungi kilang anggur Psagot yang dimiliki Israel di dekat kota Palestina, Ramallah.

Kunjungan itu terjadi setahun setelah AS mengumumkan bahwa permukiman Israel di Tepi Barat tidak melanggar perjanjian internasional.

Tak pelak, agenda itu menuai kemarahan rakyat Palestina baik terhadap Washington maupun pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Palestina jelas menentang kawasan hunian itu, yang hendak mereka bangun sebagai bagian dari rencana kawasan masa depan mereka.

Warga setempat pun langsung menggelar aksi protes ketika Menlu AS dari Partai Republik memberikan konferensi pers, dikutip Sky News Kamis (19/11/2020).

Muneef Traish, anggota dewan Komunitas Al-Bireh menyerukan pesan yang dia harap bisa menembus tak hanya publik AS, tapi juga seluruh dunia.

"Tuan Pompeo mencoba mendapatkan legitimasi untuk aktivitas permukiman di Tepi Barat, yang melanggar resolusi PBB dan organisasi internasional lainnya," kecamnya.

Kemudian Sam Bahour, yang merupakan pengusaha Palestina-Amerika, berujar kunjungan Mike Pompeo adalah bentuk "pemerintahan gagal".

Dia menuturkan kawasan kilang anggur Psagot merupakan satu dari ratusan kawasan Israel di sana yang ilegal, siapa pun sosok yang mengunjunginya.

"Ini adalah aksi ilegal, yang dilakukan oleh pemerintahan gagal Donald Trump ketika satu bulan lagi dia bakal lengser," ujar dia.

Pompeo tiba di kilang anggur itu dengan helikopter militer, dan melanjutkan kunjungannya ke daerah Dataran Tinggi Golan.

Tempat itu direbut Israel dari Suriah dalam Perang Enam Hari 1967 silam, langkah yang tak mendapatkan pengakuan dari PBB dan organisasi dunia lainnya.

Di bawah pemerintahan Trump, Washington membuat kebijakan Timur Tengah yang sangat drastis dan cenderung emnguntungkan Netanyahu.

Dalam jumpa pers bersama Pompeo, Netanyahu berterima kasih kepada Trump karena sudah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Saya juga berterima kasih kepada Presiden Trump karena AS sudah bersedia mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan," kata dia.

Dia juga mengapresiasi Gedung Putih karena secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran, membanjirinya dengan sanksi, dan membunuh komandan topnya, Qasem Soleimani.

Netanyahu juga memberikan kredit kepada Trump karena sudah membuat rancangan perjanjian damai antara Israel dan Palestina, tapi begitu kontroversial.

Pemerintahan AS selanjutnya yang dimotori Joe Biden diprediksi takkan mengubah banyak berbagai manuver pendahulunya, kecuali masalah permukiman.

Tel Aviv baru-baru ini mengumumkan rencana mereka membangun ribuan rumah di Givat Hamatos, antara Yerusalem dan kota Tepi Barat Bethlehem.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/20/064017270/menlu-as-gelar-kunjungan-kontroversial-ke-tepi-barat-kemarahan-pun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke