Bentrokan terjadi pada Rabu (21/10/2020) saat tuntutan reformasi monarki dan desakan mundurnya Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha meningkat.
Ribuan pengunjuk rasa juga berkumpul di Monumen Kemenangan di pusat kota Bangkok, untuk menentang dekrit darurat melarang perkumpulan lebih dari empat orang. Dekrit itu telah dicabut hari ini (22/10/2020).
Diberitakan Channel News Asia, sebuah kelompok royalis berkumpul di Universitas Ramkhamhaeng untuk menunjukkan dukungan ke Raja Maha Vajiralongkorn.
Akan tetapi ketegangan meningkat saat para pengunjuk rasa mahasiswa berkumpul di dekatnya.
Massa pro-kerajaan yang berpakaian kuning berkonfrontasi dengan para mahasiswa. Mereka saling mencaci yang berlanjut aksi pelemparan botol serta benda-benda lain.
Mahasiswa akhirnya mundur dan polisi datang untuk melerai.
"Kami menang hari ini," teriak para royalis dikutip dari Channel News Asia.
Demo Thailand berlangsung hampir tanpa kericuhan sejauh ini, kecuali insiden pekan lalu saat polisi antihuru-hara menembakkan water cannon ke arah demonstran.
Juru Bicara kepolisian Yingyos Thepjumnong berkata, semua kelompok akan diperlakukan sama.
"Kami siap menghadapi kejutan besar setiap hari. Kami perlu menyeimbangkan penegakan hukum dengan perdamaian dan keamanan sosial, tidak peduli siapa yang berkumpul."
Demo besar ini menggoyang pemerintahan Thailand, meski ada undang-undang lese majeste yang dapat menjebloskan penghina kerajaan ke penjara 15 tahun.
Saat demo dimulai pada Juli, demonstran awalnya menuntut adanya UU baru dan mundurnya PM Prayut. Mereka menuduhnya mempertahankan kekuasaan dengan merekayasa pemilu.
Istana Kerajaan memiliki kebijakan untuk tidak berkomentar ke media dan tidak berkomentar atas protes atau tuntutan para pengunjuk rasa.
Beberapa ribu demonstran yang mayoritas pelajar dan pemuda, menyatakan akan menuju kantor Prayut di Gedung Pemerintah dari Monumen Kemenangan.
"Pemerintah seharusnya mengundurkan diri. Masa depanku akan menjadi bencana," kata seorang siswa berusia 16 tahun yang menyebut namanya Put.
"Aku hanya seorang pelajar tapi aku punya hak agar suaraku didengar juga."
https://www.kompas.com/global/read/2020/10/22/165343070/massa-pro-kerajaan-thailand-turun-ke-jalan-bentrok-dengan-mahasiswa