Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keluarga Pelaku Pemenggalan Guru di Perancis Minta Maaf dan Sampaikan Belasungkawa

Si pengajar bernama Samuel Paty dipenggal oleh Abdoullakh Anzorov di dekat sekolah tempatnya mengajar pada Jumat sore waktu setempat 916/10/2020).

Dia dibunuh setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad dalam pengajaran mengenai kebebasan berekspresi, dan menuai kemarahan orangtua murid.

Anzorov, yang lahir di Rusia dan berasal dari etnis Chechen, ditembak mati polisi yang menghadapinya sekitar 600 meter dari lokasi kejadian.

Dalam wawancara dengan media Perancis BFMTV, paman Anzorov bersikukuh keponakannya "tidak akan mungkin pergi dan memenggal kepala orang begitu saja".

"Dia sangat bijaksana.Dia begitu baik kepada semua orang. Tidak ada hal negatif tentangnya," ujar si paman dikutip The Sun Minggu (18/10/2020).

Paman Anzorov mengatakan, jika saja remaja 18 tahun itu disusupi paham radikal, tentunya keluarganya bisa paham dan segera bertindak.

Si paman menuturkan jika saja Anzorov masih hidup, dia akan segera menasihatinya dan menanyakan apa yang ada dalam pikirannya hingga tega berbuat seperti itu.

Dia mengatakan bersama ayah Anzorov, mereka jelas akan meminta Anzorov untuk berhati-hati dan tak membuat masalah di luar rumah.

Keluarganya menekankan bahwa mereka bukan pembunuh menyikapi aksi Anzorov, seraya menuturkan mereka tidak pernah mengajarinya hal buruk.

Si paman kemudian meminta maaf kepada seluruh publik "Negeri Anggur". "Kami minta maaf. Komunitas Chechen tidak seperti itu," ujar dia.

"Si guru sudah melakukan pekerjannya dengan baik. Saya tidak mempunyai keberatan terhadapnya. Saya benar-benar minta maaf. Kami harusnya bersyukur kepada Perancis."

Berdasarkan keterangan penyidik, pembunuhan itu terjadi setelah ada orangtua murid yang tidak terima dengan cara pengajaran Samuel Paty.

Orangtua siswa tersebut kemudian mengunggah identitas si pendidik sekaligus alamat sekolah tempatnya mengajar, seraya bersikeras dia sudah "kelewatan".

Jaksa kontra-terorisme Jean-Francois Ricard berujar, Anzorov datang ke "Negeri Anggur" dalam status sebagai pengungsi.

Dia mendapatkan izin tinggal selama 10 tahun, di mana selama ini dirinya tidak pernah diketahui oleh intelijen "Negeri Anggur".

Abdoullakh Anzorov kemudian mengunggah perbuatan kejinya di internet setelah memenggal Paty, disertai hinaan terhadap Perancis.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/18/153759670/keluarga-pelaku-pemenggalan-guru-di-perancis-minta-maaf-dan-sampaikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke